Monday, December 31, 2007

Save The Javan Rhino (Rhinoceros Sondaicus)

The Javan Rhino is the rarest of the rhino species with fewer than 60 animals surviving in only two known locations: one in Indonesia (approximately 40-50 animals) and the other in Vietnam (fewer than five individuals).

In Indonesia, Javan rhinos live only in Java’s Ujung Kulon National Park, where the population appears to have stabilized, largely because they are physically guarded from harm by Rhino Protection Units. The continuation of this protection, combined with establishing a second population in Indonesia, provides the best possible hope for the species’ survival.

The Javan Rhino is found only in Indonesia’s Ujung Kulon National Park and Vietnam’s Cat Loc Reserve, primarily in lowland tropical rainforest.

Javan rhinos appear to be more adaptable feeders than other rhino species: in the tropical rainforest where the species now survives, it is a pure browser, but it possibly was a mixed feeder (both browse and grass) in other parts of its historic range where the species is generally believed to have occupied more lowland areas, especially along watercourses.

Longevity is unknown, but Javan rhinos probably live to 30-40 years.

Gestation is unknown but is presumed to be approximately 15-16 months, as in other rhinos. Inter-birth intervals are unknown, but mothers probably give birth to one calf every 1-3 years.

Females reach sexual maturity between 5 and 7 years of age; males mature at approximately 10 years of age.

Javan rhinos are solitary in nature.

Source : http://www.rhinos-irf.org/javan/

Saturday, December 29, 2007

Blogwalking Dibilang Kerja

Keluargaku memang merupakan salah satu dari jutaan keluarga di Indonesia ini yang tidak mengenal dunia INTERNET. Apalagi Blog.

Yang paling parah waktu beberapa hari yang lalu saya menginap di rumah orang tua saya. Selama 2 malam 1 hari. Jam 7 malam saya sampai di rumah mereka, saat semua anggota keluarga sedang asyik dengan aktivitas masing-masing. Ada yang menonton tv, ada yang sedang makan, ayahku sendiri sedang wiridan di ruang sholat. Sementara nenek sedang sibuk klutekan di dapur.

Sesampai di rumah saya langsung berganti pakaian menjadi kathok'an cekak plus kaos oblong. Buka tas, ambil meja kecil, keluarkan laptop, nyalakan, koneksi dengan internet. Baru saya mulai beraktivitas lainnya setelah itu. Sholat isya' yang saya lanjutkan dengan makan malam.

Setelah selesai makan malam, maka saya segera kembali duduk ke singasana berupa meja kecil yang di atasnya telah tersedia laptop yang sudah terkoneksi dengan internet. Berselancar ke beberapa situs, membuka email, mencoba berkomunikasi dengan beberapa rekan yang YM-nya aktif, nge-klik PTC, hingga membaca beberapa blog rekan-rekan.

Khusus aktivitas membaca blog ini sering kali melanglang buana entah ke mana. Istilahnya blogwalking. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam. Suasana sekitar juga sudah sepi, entah terjadi mulai kapan.

Tiba-tiba ibuku muncul sambil berjalan agak terhuyung dari arah kamarnya menghampiri saya. Beberapa saat tertegun mengamati saya yang sedang asyik di depan laptop. Dan, selanjutnya ibu saya berkomentar, "lha iyo kerjo kok sampe dalu2 ngono ... kapan waktu kanggo keluargamu ???"

terjemahan :
"Lha iya, kerja kok sampai larut malam begini, kapan waktu untuk keluargamu"

Hmmmm .... blogwalking kok dibilang kerja ... hehehehe ...

Monday, December 17, 2007

YES !!! Bisa Pakai Kaos !!!

Terakhir saya menggunakan kaos adalah pada hari Selasa, 30 Oktober 2007. Satu setengah bulan berlalu tanpa saya bisa menggunakan kaos. Itu karena saya memang sedang tidak bisa memasang kaos karena saya belum yakin apakah tulang klavikula saya sudah benar-benar sembuh. Walau semakin hari tampaknya kondisinya semakin menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

15 Desember 2007. Saya membuka lemari pakaian. Susunan kaos yang bertumpuk, membuat saya beberapa kali harus menelan ludah. Kapan ya bisa menggunakannya kembali. Saya ambil 1 kaos yang paling longgar dan berbahan lentur. Saya masukkan kedua tangan saya pada lubang lengan, berikutnya dengan sedikit memiringkan posisi badan, saya memasukkan kepala ke lubang kepala. Dan ....

Kaos bisa terpasang dengan baik.

Eh ... lalu bisa pasang tapi tidak bisa ngelepas. Yang bener aja nih ...

Kembali saya mencoba membalik algoritma memasang kaos untuk melepas kaos tersebut. Lebih repot memang. Tapi akhirnya kaos sudah bisa terlepas dari badan.

Hmmmm ... brarti tidak berapa lama lagi, sudah bisa badminton lagi, bilyar lagi, dan ...

"Brarti sudah bisa kerja bakti bersih-bersih rumah lagi doooongggg ... ", celetuk Istriku girang.

Aseeeemmmmmmmmmm .... Eh ... Alhamdulillahhhhh ....

Lika Liku Mengurus Menjadi Warga Surabaya

Sejak 1992 saya sudah menghabiskan banyak waktu hidup saya di Surabaya. SMA di Surabaya, Kuliah juga di Surabaya, Kerja di Surabaya, Menikah dengan gadis Surabaya. Walau di antara masa-masa itu saya sempat juga mencicipi hidup di kota-kota lain.

Walau sudah 15 tahun waktu berlalu, namun baru Agustus 2007 ini saya berinisiatif untuk mengurus administrasi untuk menjadi warga Surabaya.

Di mulai dari bulan Agustus 2007 saya mendatangi Ketua RT rumah orang tua saya di Gresik, untuk mendapatkan surat pengantar pindah. Selanjutnya surat itu saya antarkan ke Ketua RW untuk disetujui dan diberi stempel RW.

Proses berlanjut. Surat pengantar RT/RW saya serahkan ke Kelurahan. Selanjutnya saya harus mengurus ke Kecamatan serta SKCK dari kepolisian setempat. Saya ditawari mau mengurus sendiri atau diuruskan oleh petugas kelurahan. Saya jawab minta tolong
saya, karena saya malas untuk mondar mandir ke Menganti Gresik. Prosesnya membutuhkan waktu 3 hari. Walau dijanjikan 3 hari, namun saya baru bisa mengambil berkas-berkas di kelurahan seminggu kemudian.

Berkas-berkas tersebut saya tunjukkan ke RT tempat tinggal tujuan untuk mendapatkan surat pengantar. Namun karena pada saat tersebut sedang terjadi pergantian RT dan RW, maka proses pengurusan surat pengantar ini memakan waktu 1 minggu sendiri.

Surat pengantar dari RT/RW saya bawa ke Kelurahan. Di sana saya dijelaskan tentang berkas-berkas yang harus dilengkapi. Plus syarat menyediakan 1 pohon.

Setelah 2 minggu saya baru kembali ke Kelurahan dengan segala berkas-berkas yang harus dipenuhi. Kemudian petugas kelurahan membuatkan surat SPMP (Surat Permohonan Menjadi Penduduk). Saya juga dibuatkan surat penjamin yang harus ditandatangani oleh Pimpinan tempat saya bekerja, dan Pak Sumarto sebagai penjamin tempat tinggal.

Saya lalu kembali lagi untuk ketiga kalinya ke kelurahan untuk menyerahkan surat penjamin. Berkas-berkas ditata sedemikian rupa oleh petugas sesuai dengan peruntukannya.

Berkas SPMP sudah siap diserahkan ke kecamatan untuk mendapatkan tandatangan dari Camat setempat. Pada saat berkas saya masukkan ke kecamatan, saya mendapatkan tanda terima dan harus mengambilnya 2 hari kemudian. Saya baru dapat mengambilnya seminggu kemudian. Berdasarkan perda baru tentang kependudukan, saya harus membayar 10 ribu.

Berkas dari kecamatan, segera saya antarkan ke Dispenduk Surabaya untuk diproses menjadi warga Surabaya. Untuk proses ini membutuhkan 5 hari kerja. Untuk proses ini, biaya administrasinya 25 ribu.

Seminggu kemudian saya sudah bisa mengambil berkas dari Dispenduk Surabaya, yang menyatakan bahwa saya sudah tercatat sebagai warga Surabaya. Selanjutnya saya harus kembali ke kelurahan dan kecamatan untuk mengurus pembuatan Kartu Keluarga. Ternyata proses di kelurahan tarif yang harus dibayar adalah 25 ribu. Sementara proses di kecamatan membutuhkan biaya 10 ribu. Proses di kecamatan untuk pembuatan Kartu Keluarga ini adalah 10 hari kerja. Bila KK ini sudah selesai, maka saya bisa segera mengurus pembuatan KTP.

Ini baru proses pengurusan mencatatkan saya menjadi warga Surabaya. Misi selanjutnya adalah mengurus proses perpindahan istri saya dan pembuatan Akta Kelahiran anak saya. Mudah-mudahan proses tersebut dapat dijalankan bersama-sama. Sehingga saya tidak sampai harus bosan berkunjung ke kantor kelurahan dan kecamatan.

Dan misi lainnya, yang juga harus segera saya urus adalah pembuatan SIM A dan C saya yang sudah habis. Seharusnya saya sudah harus memperpanjang bulan agustus 2007 lalu. Namun karena ingin membuat SIM dengan status warga Surabaya, terpaksa saya harus menunggu proses pembuatan KTP Surabaya selesai dahulu. Karena KTP inilah yang akan menjadi salah satu kelengkapan utama mengurus SIM.

Saturday, December 15, 2007

Pemerintah, Karbon, Dan Paperless

"Pak, siapkan laporan administrasi pekerjaan proyek sebanyak 5 bendel",demikian pinta seorang pegawai Pemda yang mempercayakan proyek IT-nya kepada perusahaan kami.

Berkas laporan setebal 200 halaman, harus di print, kemudian di copy sebanyak 5 kali. Untuk selanjutnya digunakan sebagai kelengkapan syarat-syarat administrasi. Yang ujung-ujungnya tidak akan digunakan, alias hanya akan menjadi salah satu penghuni gudang arsip.

Berarti ada1000 lembar kertas terbuang percuma. Itu hanya dari 1 proyek. Bayangkan bila dalam 1 tahun ada 500 proyek. Kalikan pula dengan jumlah pemda tingkat II di Indonesia.

Setelah itu, bayangkan berapa banyak POHON di HUTAN harus ditebang untuk memenuhinya.

Hutan sebagai salah satu ornamen penting bumi ini sebagai penetralisir karbon yang dihasilkan oleh negara-negara di belahan bumi ini. Khususnya negara-negara industri, seperti Amerika, Eropa, Jepang, China, Taiwan, dan masih banyak negara lainnya.

Apa jadi nya bila hutan-hutan tersebut harus terbuang percuma hanya untuk memenuhi aturan pemerintah tentang berkas-berkas administrasi.

Andai saja pemerintah mau membuka hati, dan segera menerapkan konsep PAPERLESS di sebagian besar aktivitas administrasinya, tentu saja akan sangat membantu menjaga agar pohon-pohon tidak terlalu banyak ditebang. Tapi kapan hal ini akan segera terealisasi ?

Tuesday, December 04, 2007

Terhipnotis Lagu

Banyak lagu yang mampu membuat kita tertawa, menangis, bahkan melamun ketika lagu itu diperdengarkan. Bisa jadi karena liriknya yang gue banget. Bisa juga karena moment lagu itu diperkenalkan bertepatan dengan moment yang tak terlupakan. Atau bisa juga karena someone special kita, seneng dengan lagu tersebut. Macam-macam lah alasannya.

Salah satu lagu yang sering memaksa air mata saya keluar adalah lagu Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada.

Terlepas dari bagaimana Dhani Ahmad, lagu ini selalu saja membuatku merenung. Sebenarnya untuk apakah aku hidup. Untuk menuju surga ? Atau untuk mendapatkan ridho Allah ?

Bagaimana dengan para pembaca budiman ?

Sunday, December 02, 2007

Mimpi Yang Aneh

Malam tadi, Sabtu - 1 Desember 2007, saya sudah berencana untuk menyaksikan siaran langsung Juve vs Milan dan dilanjutkan dengan menyaksikan Espanyol Vs Barca.

Namun rencana hanya tinggal rencana. Saya masih harus berkutat dengan pekerjaan hingga pukul 12 malam. Hingga akhirnya kantuk yang sangat melanda membuat saya untuk meninggalkan pekerjaan yang masih belum selesai.

Saya pun tidur. Dan langsung nyenyak tanpa basa basi.

Tiba-tiba saya dikejutkan dengan seseorang gadis yang sangat saya kenal. Dia berinisial 'D'. Setelah memberikan selembar kertas yang setelah saya baca ternyata bertuliskan sebuah alamat, secara tiba-tiba sosok 'D' menghilang.

Akhirnya saya berinisiatif untuk mengunjungi tempat tersebut. Saya pun berkendara dengan menggunakan sepeda angin, yang secara tiba-tiba ada teman saya berinisial 'R' yang juga mendampingi perjalanan saya. Perjalanan saya tempuh dengan susah payah, yang mengarahkan saya pada sebuah tempat yang cukup kumuh. Banyak sekali sampah berserakan di tepi jalan. Namun ternyata warga kawasan tersebut cantik-cantik dan putih-putih. Sangat kontras dengan kondisi lingkungan sekitar.

Berkali-kali saya bertanya tentang alamat tersebut, berkali-kali pula saya harus menelan kekecewaan karena justru saya harus mondar-mandir di tempat yang sama ketika harus menuruti petunjuk dari orang-orang yang saya tanya.

Saya dan 'R' pun memutuskan untuk berpisah mencari ke arah yang berbeda.

Dengan berbagai rintangan yang saya hadapi, akhirnya saya mengarah pada sebuah bangunan tua yang berada di seberang sungai, yang airnya sudah hampir tidak mengalir lagi. Sudah hitam pekat. Saya harus menyeberangkan sepeda angin saya dengan memanfaatkan jasa perahu derek yang ada di situ. Akhirnya saya berhasil mencapai seberang.

Segera saya menuju ke bangunan tua itu, ternyata setelah masuk, bangunan tua itu terdiri dari beberapa petak-petak. Seolah-olah seperti rumah susun. Saya pun mencari nomor yang tertera pada alamat. 10D.

Mencari nomor rumah, rupanya turut menyumbang tingkat kesulitan yang harus saya hadapi. Nomor-nomor itu tidak urut dan sangat acak. Dengan terpaksa saya harus mencari satu per satu. Di Lantai I tidak ada. Di lantai II juga tidak ada. Akhirnya sampailah saya di lantai III. Ternyata lantai III itu berbentuk seperti kamar-kamar yang mengelilingi sebuah ruangan yang agak luas di tengahnya. Di sana tampak sebuah televisi hitam putih dengan suara yang kurang enak di dengar telinga. Sementara beberapa orang tampak tidur-tiduran menyaksikan acara yang ditayangkan.

Tiba-tiba saya bertemu dengan 'R' berada di tengah-tengah kumpulan orang tersebut turut serta menyaksikan acara di tv. Saya juga bertemu dengan orang-orang yang sangat familiar. Ibu dan Bapak 'D' ada di sana. Kakak 'D' dan suaminya juga ada di sana. Sementara saya melihat 'D' secara sekilas berada di dalam salah satu kamar. Namun dia tidak mau menemui saya. Sementara suami dari kakaknya 'D' bertegur sapa sambil mengingatkan tentang kejadian beberapa waktu yang lalu di mana saya secara tidak sengaja bertemu dengan istrinya (kakak 'D') di salah satu penerbangan karena bersiul-siul dengan nada yang sangat khas.

Akhirnya perbincangan pun terjadi antara saya dan ibunda 'D'. Salah satu dialog yang masih saya ingat betul adalah :
ID (ibunda 'D') : gimana kabarnya mas ?
S (Saya) : alhamdulillah baik bu ...
ID : sudah nikah ?
S : sudah bu, sudah punya anak satu
ID : oh gitu ya, sayang sekali
S : ya gimana ya bu, saya tunggu-tunggu anak ibu ternyata nggak mau saya nikahi
ID : maaf ya mas, memang D itu susah diatur

Kemudian perbincangan terhenti begitu saja, dan secara tiba-tiba saya harus BANGUN. Tersenyum sendiri sambil mengingatkan mimpi yang baru saja terjadi. Mencari-cari ponsel yang senantiasa berada di sekitar saya. Melihat jam. Dan ternyata sudah jam setengah empat pagi. Waktunya bersiap-siap untuk sholat Subuh.

FYI, 'D' adalah salah satu teman dekat saya yang kini bekerja di Jakarta. Dan juga sudah menikah. Bekerja di salah satu perusahaan pemerintah daerah. Adapun rumahnya di salah satu kota di Jawa Tengah. Di mana saya sebenarnya juga pernah berkunjung ke rumah tersebut.

FYI, 10D mungkin di ambil dari tanggal lahirnya digabungkan dengan inisial namanya.

FYI, sebenarnya yang bertemu dengan saya di salah satu penerbangan beberapa waktu yang lalu adalah kakak ipar dari temanku lainnya yang memang saya kenali ketika tiba-tiba di depan saya ada seorang perempuan bersiul-siul dengan siulan yang khas. Nggak banyak lho perempuan bersiul-siul mendendangkan sebuah lagu.

Akhir kata, postingan ini hanya bercerita tentang mimpi. Jika ada yang tidak berkenan, mohon maklum ya. Namanya juga mimpi.

Saturday, December 01, 2007

Akhirnya Aku Bisa SUJUD Lagi

Setelah satu bulan ini bergelut dengan patah yang mendera tulang klavikulaku, akhirnya JUMAT, 30 Nopember 2007, adalah merupakan saat yang membahagiakan. Pada saat sholat Jumat, saya sudah bisa sujud dengan menempelkan bathuk-ku ke atas sajadah.

Walah, lha wong gitu aja kok bahagia ???

Yang jelas, begitu kejadian kecelakaan itu, yang selain menyebabkan patah pada klavikulaku, saya juga tidak bisa menekuk kaki dengan leluasa, karena beberapa luka yang menghiasi dengkul kananku. Saya hanya bisa sholat sambil duduk di kursi.

Seminggu kemudian, ketika luka di lutut mulai sembuh. Saya baru bisa sholat sambil berdiri layaknya orang normal sholat. Namun saya tidak bisa ruku dengan menekuk hingga 90 derajat. Juga tidak bisa sujud hingga menempelkan kening ke sajadah. Hal itu berlangsung hingga akhir Nopember 2007. Memang setiap saat ada perkembangan positif. Makin lama kening saya makin bisa saya dekatkan dengan sajadah, namun tetap saja tidak mampu menempel. Karena rasa sakit yang muncul secara sporadis dari area klavikula.

Nah, pada hari Jumat itulah, tepatnya sebulan setelah saya jatuh, akhirnya saya bisa sujud dengan sempurna. Rasa sakit yang muncul juga tidak terlalu menjadi masalah.

Alhamdulillah ya Allah. Secercah harapan sudah Kau tunjukkan di hadapanku. Itu artinya klavikulaku sudah makin pulih. Dan saya akan bisa kembali ke kesibukan sebagaimana sediakala.

Next target : bisa pake kaos