Monday, November 19, 2007

Rokok dan Ibadah Haji

Sungguh sangat menyedihkan nasib Bapak yang satu ini. Ketergantungannya terhadap rokok membuatnya lebih memilih tidak naik haji jika tidak diijinkan membawa 18 slop rokok yang dijadikannya sebagai bekal.

"Saya harus membawa rokok saya. Kalau rokok ini tidak boleh dibawa, mending saya tidak jadi berangkat haji," kata Bapak tersebut dengan nada tinggi.

Sungguh menyedihkan.

Berita lebih lengkap ada di sini.

Thursday, November 15, 2007

Masa Kadaluarsa Tabung Gas LPG

Beberapa orang mungkin sudah mengetahui hal ini; tetapi mungkin banyak juga yang belum tahu. Tabung LPG yang sudah kadaluwarsa tidaklah aman untuk digunakan dan bisa menyebabkan kecelakaan seperti yang baru saja terjadi di suatu kawasan di Jakarta Bulan yang lalu (tabung Gas meledak).

Berhati-hatilah ketika menerima tabung LPG dari penjual manapun.

Cara memeriksa masa kadaluwarsa dari tabung LPG adalah: tanggal kadaluwarsa ditulis dalam alfa code sesuai nomornya sebagai A / B / C / D dan sekitar dua digit angka mengikutinya.
Abjad mewakili empat bulanan (1 kwartal), A untuk bulan maret, B Juni, C Sept dan D Desember. Dua digit angka berikutnya merupakan tahun kadaluwarsa.

Contohnya: D06
Makanya "D06 berarti Desember 2006".

Sebarkan pengetahuan ini barangkali bisa menyelamatkan seseorang.

Sunday, November 11, 2007

Kobaran Semangat Ala Bung TOMO

Peperangan yang menyebabkan terbunuhnya Brigader Jendral Mallaby, terjadi hingga tanggal 20 Oktober 1945. Setelah itu terjadi proses gencatan senjata. Dan proses damai ini ditandai dengan kedatangan Presiden Soekarno ke Surabaya waktu itu.

Namun, ternyata pada saat damai itu, justru Inggris mengumpulkan pasukan darat, laut, dan udara untuk menguasai Surabaya. Klimaksnya terjadi tatkala perwakilan pejuang Surabaya dijebak dan ditahan ketika diundang untuk perundingan. Rakyat Surabaya tentu sangat marah dan merasa ditipu habis-habisan.

Kejadian inilah yang akhirnya membuat Bung Tomo kehilangan kesabaran. Pidatonya yang disiarkan oleh RRI Surabaya benar-benar membakar semangat juang. Bahkan saya yang hanya mendengar rekaman pidato itu saja sampai harus bergetar dan air mata tanpa sadar mengalir membasahi pipi.

Sangat berbeda sekali dengan pidato orang-orang partai politik, yang bisanya cuma membakar emosi.

Satu hal yang patut disayangkan adalah hingga kini Bung Tomo belum juga diakui sebagai pahlawan nasional.

Kok Cuman 3 Bulan ?

Bila kita datang ke Gedung Balai Pemuda, Surabaya. Kita akan menemukan sebuah pancuran yang di tengahnya dibangun sebuah statue yang terdapat tulisan sebagai berikut :

Tulisan itu adalah :
Di jaman Belanda, Gedung ini dipakai klab orang kulit putih. Orang Pribumi dan Anjing dilarang masuk. Dari bulan September - November 1945 di jadikan markas besar PRI (Pemuda Republik Indonesia). Pusat perlawanan pemuda Indonesia terhadap pasukan Inggris/Sekutu yang mencengangkan dunia.

Nah, ada satu hal yang mengganjal pikiran saya selama ini. Mengapa gedung ini hanya menjadi markas selama 3 bulan saja ? Jawaban yang terlintas adalah mungkin karena perang di Surabaya sudah usai, sehingga gedung ini dialihfungsikan untuk kepentingan lain.

Ternyata, baru tahu saya mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memang sudah merdeka. Namun rakyat Surabaya sendiri menyatakan merdeka di bawah Republik Indonesia adalah pada 3 September 1945. Sejak itu pulalah gedung ini dikuasai oleh rakyat Surabaya dan digunakan sebagai markas PRI.

Namun setelah perang 10 Nopember 1945 yang berlangsung selama 21 hari, Inggris berhasil kembali menduduki Surabaya. Dan sejak itu, gedung ini akhirnya jatuh pula ke tangan Inggris.

Adapun tentang kesalahpahaman saya tersebut, sangat berhubungan erat dengan kesalahpahaman saya tentang peristiwa 10 Nopember 1945 itu sendiri.

Saturday, November 10, 2007

Salah Paham Saya Tentang Peristiwa 10 Nopember

10 Nopember 1945, terjadi perang besar di Surabaya. Antara pejuang arek-arek Suroboyo melawan tentara Inggris. Sebuah perang terbesar yang dialami pasukan Inggris di ASIA.

Sejak itu 10 Nopember, selalu diperingati sebagai hari Pahlawan. Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan di seluruh tanah air, khususnya terhadap pahlawan yang berjuang hingga titik darah penghabisan di Surabaya.

Namun, ternyata ada beberapa salah paham saya selama ini yang harus segera saya betulkan sendiri. Sehingga saya menyampaikan maaf kepada guru sejarah saya yang mungkin pada saat mengajar kurang saya perhatikan.

Kesalahpahaman tersebut antara lain :

Perobekan bendera biru yang dikibarkan Belanda di Hotel Oranje (sekarang Hotel Majapahit) terjadi pada saat pertempuran 10 Nopember 1945

ternyata

Perobekan itu terjadi pada tanggal 19 September 1945. Ketika itu orang-orang Belanda mengibarkan kembali bendera Merah Putih Biru, yang membuat rakyat Surabaya tidak terima, dan segera merobek warna biru dari bendera itu. Perobekan itu diwarnai dengan pertempuran di sekitar hotel tersebut.

---

Jendral Mallaby tewas pada saat pertempuran 10 Nopember 1945

ternyata

Jendral Mallaby tewas pada tanggal 30 Oktober 1945, saat pertempuran beberapa hari setelah tentara Sekutu mendarat di Surabaya. Justru karena kematian inilah yang akhirnya menyulut amarah dan rasa malu dari pasukan Inggris, sehingga terjadi perang 10 Nopember 1945. Karena konon kabarnya dia adalah satu-satunya Jendral Inggris yang mati pada perang dunia kedua. Dan itu terjadi di Surabaya.

---

Pada pertempuran 10 Nopember 1945, pasukan berserta rakyat Surabaya berhasil memenangkan pertempuran setelah berjuang sekuat tenaga dan memakan korban hingga puluhan ribu pejuang.

ternyata

Walau akhirnya Inggris tidak mampu memenuhi janjinya untuk menguasai Surabaya selama 3 hari, namun perang yang berlangsung selama 21 hari itu akhirnya tetap dimenangkan oleh pasukan Inggris dengan segala peralatan tempurnya setelah harus kehilangan ribuan serdadunya. Pada akhirnya dunia justru mengutuk Inggris atas peperangan tersebut.

Thursday, November 08, 2007

Quit Smoking Methods

How many methods are there to quit smoking?

How many smokers are there?

The answer to both questions is the same number. For every smoker, there is a unique method for quitting. There is not a single, 100% solution to ending the smoking habit, save one--death. And that's why this site is here: to help smokers learn how to quit, so they can beat cigarettes and enjoy a long and fruitful life.

Read the methods shared here by hundreds of ex-smokers. Some are very unique. Many are similar. But they all have one aim: to help you find the quit smoking method that works for YOU. Just click the links below or on the left-hand side of the page and find the method or methods that work for you.

We encourage ex-smokers to share their own methods for quitting. You may find someone has already mentioned a method similar to the method you used, but that's ok! Each person puts a slight spin on each method. Please share your exact method for quitting with us and the thousands of readers of this site. Your method may be the one that saves a life !

For detail, click here !

Wednesday, November 07, 2007

Klavikula-ku : Sangkal Putung (2)

Episode Sebelumnya :
Pada hari Rabu, 31 Oktober 2007, setelah mendapatkan penanganan ala Sangkal Putung, saya diwanti-wanti untuk tidak terlalu banyak bergerak. Khususnya tidak mengangkat lengan saya terlalu tinggi.

Namun larangan itu sudah harus terlanggar pada Kamis pagi. Setelah bersih-bersih diri, saya merasa sangat mengantuk, sehingga sekitar jam 9 pagi saya manfaatkan untuk tidur. Nah, pada saat tidur tersebut, saya harus terbangun secara mendadak oleh rasa sakit yang terasa pada pundak saya. Oh, my God. Rupanya saya baru saja secara refleks memukul nyamuk ketika tidur tadi.

Akibat kejadian itu, saya merasakan ada benjolan yang kembali muncul di pundak saya. Dan rasa sakit kembali muncul karena benjolan itu harus tertekan oleh ikatan "sewek" yang membelit pundak saya.

Malangnya lagi, Sangkal Putung yang saya datangi setiap hari Kamis libur. Sehingga harus menunggu keesokan harinya.

Jumat, 2 Nopember 2007, kami kembali ke Sangkal Putung. Namun kali ini ayahku tidak turut serta. Rombongan sholat Jumat di perjalanan. Dan, sekitar jam 14.00 kami sudah sampai di sana. Ternyata Sangkal Putung belum buka, dan harus menunggu jam 16.00. Saat itu sudah ada 3 pasien lain yang sudah mengantri menunggu giliran. Sehingga saya mendapatkan giliran ke-4.

Macam-macam yang dialami oleh pasien-pasien yang lain tersebut. Ada yang salah urat, ada yang tangannya kepelintir, satunya lagi ada yang tulang pahanya patah, dan sudah datang yang ketiga kalinya. Dari bincang-bincang santai, diketahui bahwa kondisi pasien yang tulang pahanya patah tersebut sudah membaik.

Ketika Sangkal Putung itu dibuka, total sudah ada 5 pasien yang menunggu. Pada saat saya mendapatkan giliran, saya menyampaikan kondisi yang saya alami. Sambil mengatakan "tidak apa-apa gini lho" tangan Haji Abdullah membenahi posisi tulang klavikula saya. Ajaib, benjolan yang semula ada itu tiba-tiba hilang entah kemana. Rasa ngilu yang saya rasakan semenjak benjolan itu muncul, juga tiba-tiba menghilang dengan sendirinya.

Dalam perjalanan pulang, para pengantar saya merasa "cegek" dengan perlakuan Haji Abdullah. Jauh-jauh dari Gresik, ternyata hanya mendapatkan perlakuan di tepuk-tepuk sebentar. Walau hanya tepuk-tepukan itu saja, tapi khasiatnya sangat nyata. Hebat.

MSG Berbahaya untuk Pertumbuhan Anak

Penggunaan penyedap rasa pada makanan yang akan dikonsumsi anak-anak dapat berdampak negatif.

MSG atau monosodium glutamat, banyak dipakai sebagai penegas cita rasa untuk membuat masakan menjadi gurih dan enak. Penyedap rasa ini tergolong dalam Bahan Tambahan Makanan (BTM). Meski tidak dilarang oleh Departemen Kesehatan namun penggunaan MSG sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan, apalagi dalam takaran berlebihan MSG cukup berbahaya bagi pertumbuhan anak.

Cara kerja MSG adalah dengan menstimulasi reseptor di indera perasa. Dalam lidah kita terdapat reseptor untuk setiap rasa, misalnya manis, asam, asin, pahit, dan sebagainya. Jika suatu masakan daging diberi MSG maka ketika kita memakannya, cita rasa daging tersebut akan semakin kuat sehingga terasa lebih enak.

Menurut Ahli Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof dr Aznan Lelo PhD SpFK, penggunaan penyedap rasa pada makanan yang akan dikonsumsi anak-anak dapat berdampak negatif. Dampak yang ditimbulkan antara lain kerusakan retina sehingga anak bermata juling, kerusakan otak, gangguan hormonal, hingga gangguan jiwa.

"Untuk itu, seharusnya orang tua tidak memberikan penyedap rasa pada makanan yang dikonsumsi, serta membatasi anak-anak untuk membeli jajanan di luar," kata Aznan.

Anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan yang diberi penyedap rasa biasanya akan menolak jika disajikan makanan tanpa MSG. "Bahkan, susu formula saja yang mengunakan DHA dan DHHHHA itu, juga menggunakan penyedap rasa. Buktinya anak-anak biasanya tidak
akan mau kalau susunya diganti dengan susu merek yang lain," kata Aznan.

Sementara itu pada orang dewasa penggunaan MSG yang berlebihan bisa menimbulkan gejala yang disebut Chinese Restaurant Syndrome dengan reaksi mati rasa, pusing, atau gatal-gatal beberapa jam setelah mengonsumsi makanan.

Aznan menyarankan agar orangtua mengurangi konsumsi penyedap rasa. "Jika tidak bisa dihindari, sebaiknya konsumsinya dikurangi, atau setelah memakan makanan yang menggunakan penyedap rasa sebaiknya langsung mengkonsumsi bawang putih atau penetralisir lainnya," ujarnya.

Batas maksimum penggunaan MSG dalam makanan adalah tiga gram per hari, sedangkan untuk anak batas maksimumnya satu gram sehari (satu sendok teh peres). Yang perlu diperhatikan adalah bukan hanya makanan yang dimasak di rumah saja yang memakai MSG, jajanan dan makanan di restoran pun kebanyakan memakai tambahan MSG.

Mie instant, snack, dan minuman ringan pun tak luput dari MSG. Karena itu untuk amannya sebaiknya hindari sama sekali penggunaan penyedap rasa saat memasak. Bukankah negeri kita kaya akan bumbu rempah-rempah yang lebih alami dan sanggup membuat masakan terasa kelezatannya?

Sumber : Surya, Tuesday, 06 November 2007

Fariz RM dan Saya

Fariz RM ketangkel lagi karena kasus Narkoba. Hmmm.

Memori langsung melompat ke akhir tahun 80-an. Saya termasuk salah satu penggemar Fariz RM. Seorang musisi yang menggunakan keyboard di"cangklong" di pundak ala gitar. Musisi yang memperkenalkan sentuhan elektronik di karya-karyanya yang dahulu sempat dipandang remeh oleh musisi lain di jamannya.

Saking ngefans-nya, saya sampai tidak bisa melupakan saat saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarainya langsung. Fariz lah artis pertama yang pernah saya wawancarai.

Saat itu saya masih kelas 2 SMA. Suatu ketika OSIS menggelar acara Pengajian Akbar, yang tentu saja membutuhkan banyak dana. Dalam rangka mencari dana sebanyak-banyaknya, saya memasuki radio demi radio untuk bersedia memberi dukungan promo kegiatan sekaligus menyampaikan kepada masyarakat luas bagi yang ingin memberikan sumbagan.

Salah satu radio tersebut adalah EBS FM. Kawula muda Surabaya pasti tahu radio ini. Dari radio inilah akhirnya saya dan Adi, teman saya, diajak untuk turut menghadiri buka puasa bersama di hotel ELMI Surabaya. Dan ternyata pada saat itu datang juga bintang tamu Fariz RM yang kebetulan sedang berkunjung ke Surabaya.

Seusai acara, saya memberanikan diri mengaku dari majalah sekolah untuk mewawancarai Fariz RM. Ternyata Fariz adalah seorang yang ramah. Dia memberi kesempatan saya untuk berbincang-bincang secara eksklusif sambil menyantap hidangan makan malam setelah sholat tarawih. Dengan didampingi istrinya, Fariz bercerita banyak tentang bagaimana dia memulai karirnya. Suasana sungguh guyup sekali.

Hasil wawancara itu memang akhirnya sempat tayang di majalah SKETSA. Majalah sekolah saya. Dan saya beri judul "Wirid dan Dzikir Iringi Jejak Karir Fariz RM". Cukup ironis dengan apa yang dialaminya sekarang.

Sunday, November 04, 2007

Google vs. YouTube?

About a month ago, Microsoft Live passed MSN in daily rank; you should expect to see this reflected in Alexa's three-month rank any day now. The next sites in line for succession --- MySpace and Facebook --- currently lack the reach to upset the Top5. In the middle of this Microsoft dance are Google and YouTube. The following graph illustrates some interesting trends.


As you can see, for the last five weekends YouTube (in teal) has out-ranked not only Live (in black) but also Google (in red), making it the #2 site on the internet. This raises two questions: 1.) Really? and, 2.) Why? To understand this trend, let's first take a look the corresponding reach and traffic graphs.


These graphs show that Google always has more unique users per day than YouTube but that every weekend, Google loses traffic whereas YouTube gains. This is not so far-fetched: the other search engines in the Top5 --- Yahoo! and Live --- show the same general trend. In fact, youtube.com has (for several months) had more overall traffic than google.com. This is also not far-fetched because of the different natures of these sites. When people go to Google, they are searching for content that is likely elsewhere. On the other hand, people that go to YouTube are going for the content on YouTube. Taking into account that (in general) search engines are a means and video sites are an end, it is not unreasonable that YouTube could get more pageviews per user (and more traffic) than Google.

This isn't the whole story, though. Another big difference between Google and YouTube is the way they use international domains, or ccTLDs. If I go to http://www.google.co.uk, I get the British version of Google and that traffic counts for google.co.uk, not for google.com. If I go to http://www.youtube.co.uk, I get redirected to http://uk.youtube.com and that traffic counts for youtube.com. In the Alexa Top100, Google is represented by their .com plus 19 ccTLDs. Each of these international sites pulls in between 0.1% and 0.3% of the daily traffic Alexa sees. Adding that to the 2.2% pulled in by google.com, Google's search sites get at least 6.0% of daily pageviews, which beats YouTube's 3.0% hands down. (Also of note: this beats Yahoo!'s 4.8% and they pull the same ccTLD trick that YouTube does, when possible. There are some exceptions --- yahoo.co.jp is an example --- due to individual registry rules.)

So the answers to the questions posed above depend on what you mean by "Google," i.e. whether it is a site, a brand, or a company. The first would be only google.com; the second would include google.com, google.fr, google.com.br, google.de, etc. The last would include those properties plus YouTube, Orkut, Blogger, et al. The point is that those are important questions to ask when doing traffic analysis on the web. Be wary of analyses that fail to take these kinds of issues into account, especially if the analyst incorrectly uses statistics. (Luckily, some people get it right.)

source : http://awis.blogspot.com/

Sesama Sesat Dilarang Saling Mengganggu

Surabaya, *NU Online*

Di tengah gencarnya kecaman terhadap Al Qiyadah Al Islamiyah yang dianggap menyebarkan ajaran sesat, budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) justru berpendapat bahwa semua komponen bangsa ini berada dalam kesesatan.

"Apakah Al Qiyadah sesat? Wong Anda sendiri sesat kok tanya Al Qiyadah. Coba tunjukkan satu saja di Indonesia ini yang tidak sesat," katanya dalam sarasehan untuk menyemarakkan dies natalis ke-47 ITS di Surabaya, Kamis.

Pada sarasehan bertema, "Bersama ITS Menuju Indonesia Emas" juga tampil sebagai pembicara Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo, MS, PhD dan pendidikan pelatihan "Emotional Spiritual Quation" (ESQ) Ary Ginanjar Agustian.

Dalam pandangan Cak Nun, masyarakat Indonesia saat ini berada dalam kesesatannya masing-masing, yakni dalam bidang teologis, akhlak, budaya, sistem atau kesesatan gabungan dari semua bidang itu.

"Jadi saat ini, tidak ada manusia yang secara sistem tidak terlibat dalam ketersesatan itu. ITS juga sadar akan ketersesatannya, sehingga perlu menggandeng ESQ," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan bahwa semua orang dan kelompok berada dalam kesesatan, termasuk kiai, ulama bahkan orang-orang MUI (Majelis Ulama Indonesia) sendiri yang sering memberikan label sesat.

"Makanya Al Qiyadah itu gampang saja. Kalau MUI bilang ajaran itu sesat, MUI juga sesat. Sesama sesat tidak boleh saling mengganggu," katanya. (ant/eko)

Saturday, November 03, 2007

Klavikula-ku : Sangkal Putung (1)

Episode Sebelumnya :

Akhirnya keputusan mencoba jalur alternatif memanfaatkan jasa Sangkal Putung dipilih. Dari berbagai informasi, akhirnya disepakati untuk mencoba Sangkal Putung yang berada di Pasuruan. Tepatnya desa Lekok.

Rabu, 31 Oktober 2007, sekitar pukul 15.00, saya berangkat menuju Sangkal Putung tersebut diantarkan oleh ayah, ibu, dan sepupuku Mas Idris. Di tengah jalan, kami menyempatkan diri mampir ke Lab. Pramita. Untuk mengetahui kondisi terkini dari klavikula saya. Ternyata dari hasil foto, kondisinya masih sama persis dengan foto yang dilakukan di RS. Darus Syifa. Jadi treatment yang dilakukan dokter RS Dr. Sutomo tampaknya belum memberikan dampak apapun.

Kebetulan daerah Porong tidak terlalu padat, sehingga bisa melaju dengan lancar. Namun karena di perjalanan harus diwarnai dengan bertanya rute yang harus dilalui. Sehingga perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu hampir 3 jam, walau dengan menggunakan mobil pribadi.

Sekitar jam 17.30 kami sudah berada di rumah Haji Abdullah. Kebetulan pasien saat itu hanya 1 orang pasien. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama bagi saya untuk segera dilayani. Pasien tersebut patah tulang lengannya. Dan sudah 3 kali ke tempat tersebut. Dari istrinya, saya mendapat info jika kondisi suaminya sudah sangat baik.

Tibalah giliran saya. Baju saya dibuka. Kemudian, ikatan yang dilakukan oleh dokter segera dilepas. Sambil menyampaikan bahwa tali pengikat ini bukan fungsinya. Setelah itu posisi tulang saya dibetulkan. Rasanya sakit luar biasa. Tapi saya mencoba menahan rasa tersebut, sambil terus membaca istighfar. Berikutnya, pundak saya diikat dengan menggunakan kain "sewek". Kali ini benar-benar diikat dengan kencang. Berbeda dengan ikatan yang dilakukan oleh dokter sebelumnya. Proses penanganan saya tidak membutuhkan waktu lama. Mungkin sekitar 20 menit saja.

Ketika saya keluar dari ruang prakteknya, ternyata sudah menunggu beberapa pasien berikutnya. Lumayan banyak juga pasien yang menggantungkan asa dari Sangkal Putung ini.

Klavikula-ku : Rumah Sakit

Episode Sebelumnya :

Hasil foto rontgen yang saya lakukan di RS. Darus Syifa, segera saya tunjukkan pada dokter poli yang sedang bertugas. Dari beliau saya mendapatkan informasi kalau tulang klavikula saya patahnya agak jelek. Sehingga harus operasi. Biaya di rumah sakit tersebut kira-kira 5-7 juta.

Sesampai di rumah, saya dan orang tua rundingan. Akhirnya diputuskan untuk mencoba mencari rumah sakit alternatif. Siapa tahu biayanya bisa lebih murah. Dipilihlah RSUD Dr. Sutomo.

Setelah Isya, kami segera berangkat menuju ke IRD RSUD Dr. Sutomo. Setelah melalui beberapa prosedur, akhirnya saya mulai ditangani oleh Dokter jaga bagian bedah di IRD tersebut. Saya pun disarakan untuk melakukan foto rontgen sekali lagi sebagai bahan perbandingan dengan foto rontgen sebelumnya. Ternyata di RSUD Dr. Sutomo biaya yang dikeluarkan diperkirakan 5-10 juta.

Pada saat rembukan orang tua rembukan tentang pilihan yang mau diambil, saya ditangani oleh dokter. Pundak saya diikat sedemikian rupa, sehingga saya merasa lebih nyaman. Berikutnya saya dirujuk untuk kembali memeriksakan diri ke poli setelah seminggu kemudian.

Malamnya, sepulang dari RS Dr. Sutomo, diskusi kembali dilangsungkan. Beberapa keluarga dekat turut datang, sambil mengargumentasikan pendapatnya. Akhirnya diputuskan untuk mencoba ke Sangkal Putung terlebih dahulu. Kebetulan ada tetangga saudaraku yang baru saja sembuh dari patah tulang setelah berobat ke salah satu Sangkal Putung. Salah satu pertimbangan adalah karena dokter yang mengubah rujukan periksa kembali ke poli dari 3 hari menjadi seminggu.

Klavikula-ku : Patah

Selasa pagi, 30 Oktober 2007, baru saja pulang dari Jember. Setelah mandi pagi dan sarapan telur + mi goreng, segera saja saya menuju ke arah Rungkut. Melewati jalan Jemur Sari. Jemur Sari pagi itu tergolong sepi, sehingga jalan yang panjang, lebar, dan relatif mulus itu membuat saya memacu Pio saya melebihi 100 km/j.

Beberapa saat setelah saya berhasil mendahului sebuah mobil Carry (atau sejenisnya, kurang jelas soalnya), tiba-tiba saya merasa ban depan berjoget. Saya perhatikan ternyata ban depan kempes. Dengan segenap usaha, saya berusaha mengontrol jalannya Pio. Rem, lepas, rem, lepas. Sambil oleng-oleng, kaki kiri dan kanan bergantian menjejakkan kaki agar posisi Pio tetap berdiri sambil mengurangi kecepatan.

Hingga kecepatan mendekati 40 km/jam, tiba-tiba mobil Carry yang saya dahului tiba-tiba sudah berada di sebelah kiri saya. Dan Pio dan Carry pun bersenggolan. Keseimbangan Pio sudah benar-benar tidak bisa saya kendalikan lagi. Sehingga saya terlempar ke kanan. Untung saja tidak ada aktor lain di jalan pada saat tersebut. Sehingga kecelakaan yang lebih tidak diinginkan tidak terjadi.

Saya berusaha bergulung-gulung meminimalisasi efek terjatuh. Namun sayang, tas ransel yang saya bawa, yang kebetulan memang cukup berat, tidak bisa diajak kompromi. Serasa tas tersebut membetot pundak saya.

Begitu bergulung2, tiba-tiba saya sudah berdiri lagi. Entah bagaimana caranya saya bisa langsung berdiri, sebagaimana beberapa kejadian kecelakaan sebelumnya. Mungkin karena faktor refleks yang pernah saya dapatkan dari mengikuti beladiri sejak kecil. Wallaahualam.

Saya berusaha mendirikan Pio saya yang terguling, namun ternyata agak susah juga. Beruntung dengan bantuan beberapa orang yang turut berhenti di sekitar saya, akhirnya Pio itu bisa juga berdiri.

Selanjutnya saya segera mengeluarkan notebook dari ransel saya. Saya hidupkan, ternyata Axioo saya itu masih bisa bekerja dengan normal. Walau kondisinya cukup menghawatirkan. Hebat juga nih produk.

Setelah mengamati kondisi bagian depan Pio yang ternyata tidak terlalu memprihatinkan, bahkan setirnya sama sekali tetap center, membuat hati agak lega. Salah satu penolong saya yang berumur 40 tahunan, bernama Bapak Syaiful berkenan memberikan bantuan secara optimal. Bahkan beliau pula yang mengurus proses pergantian ban depan saya tersebut entah di mana. Sementara adiknya menemani saya, di saat para penolong lain sudah mulai meninggalkan saya untuk menuju tujuannya masing-masing.

Saat itulah saya mulai merasakan ada yang tidak beres dengan tulang klavikula saya. Ada tonjolan di area tersebut. Begitu saya tunjukkan pada pak Syaiful dan adiknya, sambil mengolesi luka "babras" di lutut saya dengan betadine yang entah dia dapatkan dari mana, pak Syaiful menawarkan diri untuk mengantar saya ke Rumah Sakit terdekat. Sungguh mulia mereka, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan mereka.

Setelah motor saya berhasil diganti ban dalam depannya, maka pak Syaiful pun menyampaikan pula bahwa motor saya masih bisa dinaiki sambil lepas tangan. Alhamdulillah, dengan jatuh seperti itu, Pio masih sehat-sehat saja. Hanya spidometernya saja yang hancur. Namun meteran kecepatan, kilometer, odometer, dan meter bensin masih bekerja. Hanya meter RPM saja yang sudah tidak berfungsi lagi.

Saya pun menawarkan diri untuk mencoba sendiri motor saya. Apabila berhasil, maka saya akan pulang sendiri. Ternyata, saya pun berhasil. Akhirnya Pio saya kendarai secara perlahan pulang ke rumah saya di Kertajaya.

Sesampai di rumah, saya langsung menghidupkan kembali notebook saya untuk memeriksa seberapa parah akibat kecelakaan tersebut. Modem 3G, mouse wireless, semua masih berfungsi dengan baik. Bahkan DVD RW yang kondisi fisiknya cukup menghawatirkan, juga masih bisa berfungsi dengan baik.

Lalu saya memutuskan untuk tidur sambil menenangkan diri.

Sekitar jam 1 siang saya terbangun. Ada rasa ngilu yang amat sangat di area klavikula saya. Saya mencoba melepas baju. Berhasil. Selanjutnya, saya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk melepas kaos dalam saya. Sangat sakit rasa yang diakibatkan. Dalam hati saya semakin yang kalau saya mengalami patah tulang. Tidak sekedar retak atau dislokasi.

Setelah mandi dan sholat dhuhur, saya bergegas membawa Pio ke dealer Yamaha di Jalan Basuki Rahmat. Setelah berkonsultasi dengan salah seorang mekanik yang memang sudah saya kenal baik, saya memutuskan untuk pulang ke rumah Orang Tua di Gresik dengan menggunakan kendaraan umum.

Sesampai di rumah Orang Tua, saya segera diantar ke Rumah Sakit terdekat melakukan foto rontgen untuk mengetahui seberapa parah kondisi tulang klavikula saya tersebut. Dari hasil foto, terbukti sudah. Tulang klavikula saya patah. Oh, my God.