Wednesday, November 07, 2007

Klavikula-ku : Sangkal Putung (2)

Episode Sebelumnya :
Pada hari Rabu, 31 Oktober 2007, setelah mendapatkan penanganan ala Sangkal Putung, saya diwanti-wanti untuk tidak terlalu banyak bergerak. Khususnya tidak mengangkat lengan saya terlalu tinggi.

Namun larangan itu sudah harus terlanggar pada Kamis pagi. Setelah bersih-bersih diri, saya merasa sangat mengantuk, sehingga sekitar jam 9 pagi saya manfaatkan untuk tidur. Nah, pada saat tidur tersebut, saya harus terbangun secara mendadak oleh rasa sakit yang terasa pada pundak saya. Oh, my God. Rupanya saya baru saja secara refleks memukul nyamuk ketika tidur tadi.

Akibat kejadian itu, saya merasakan ada benjolan yang kembali muncul di pundak saya. Dan rasa sakit kembali muncul karena benjolan itu harus tertekan oleh ikatan "sewek" yang membelit pundak saya.

Malangnya lagi, Sangkal Putung yang saya datangi setiap hari Kamis libur. Sehingga harus menunggu keesokan harinya.

Jumat, 2 Nopember 2007, kami kembali ke Sangkal Putung. Namun kali ini ayahku tidak turut serta. Rombongan sholat Jumat di perjalanan. Dan, sekitar jam 14.00 kami sudah sampai di sana. Ternyata Sangkal Putung belum buka, dan harus menunggu jam 16.00. Saat itu sudah ada 3 pasien lain yang sudah mengantri menunggu giliran. Sehingga saya mendapatkan giliran ke-4.

Macam-macam yang dialami oleh pasien-pasien yang lain tersebut. Ada yang salah urat, ada yang tangannya kepelintir, satunya lagi ada yang tulang pahanya patah, dan sudah datang yang ketiga kalinya. Dari bincang-bincang santai, diketahui bahwa kondisi pasien yang tulang pahanya patah tersebut sudah membaik.

Ketika Sangkal Putung itu dibuka, total sudah ada 5 pasien yang menunggu. Pada saat saya mendapatkan giliran, saya menyampaikan kondisi yang saya alami. Sambil mengatakan "tidak apa-apa gini lho" tangan Haji Abdullah membenahi posisi tulang klavikula saya. Ajaib, benjolan yang semula ada itu tiba-tiba hilang entah kemana. Rasa ngilu yang saya rasakan semenjak benjolan itu muncul, juga tiba-tiba menghilang dengan sendirinya.

Dalam perjalanan pulang, para pengantar saya merasa "cegek" dengan perlakuan Haji Abdullah. Jauh-jauh dari Gresik, ternyata hanya mendapatkan perlakuan di tepuk-tepuk sebentar. Walau hanya tepuk-tepukan itu saja, tapi khasiatnya sangat nyata. Hebat.

No comments: