Monday, January 23, 2012

Sudah Saatnya PSSI Tegas !

sumber: http://mediasepakbola.com/sudah_saatnya_pssi_tegas_berita2081.html
Sulit dipercaya bangsa yang begitu besar potensi dan sumber daya alamnya kesulitan memenej sepak bola negerinya. Jika para pendiri PSSI dahulu menjadikan sepak bola sebagai salah satu alat pemersatu bangsa ini dalam mencari jati diri kebangsaannya. Yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Dan sangat disayangkan penyebab dari semua kekisruhan yang melanda sepakbola nasional itu ternyata disebabkan oleh para pemangku sepak bola itu sendiri, yang menjadikan konflik di tubuh PSSI sebagai permainan dan oleh sebagian kelompok dijadikan ‘kendaraan’ yang bisa mengantar mereka mendapatkan apa yang diinginkan kelompoknya.

Terlepas dari banyaknya tekanan dan warisan peradaban sepak bola yang salah, harus diakui gaya kepemimpinan Profesor Djohar Arifin Husin telah ‘mengorbankan’ wibawa PSSI. Kematangan emosi dan wawasan yg bagus melahirkan gaya memimpin yg cenderung hati-hati. Inilah salah satu kelebihan sekaligus kelemahan gaya memimpin ala Prof. Djohar. Akibatnya disaat revolusi sepak bola Indonesia baru akan menancapkan pondasi awal saja serangan bertubi-tubi dari sisa-sisa rezim lama yang sebagian kalangan mengatakan Barisan Sakit Hati (BSH) gencar merong-rong kepengurusan beliau.


Dalam sepak bola kita saat ini, kebenaran diombang-ambingkan oleh banyaknya data dan fakta yang diputar balik hingga aturan dan tatanan menjadi diragukan keabsahannya. Di masa-masa sebelumnya banyak pelaku sepak bola yang benar-benar ingin berjuang memperbaiki sepakbola nasional berdasarkan kecintaanya pada olah raga ini menyerah, mengibarkan bendera putih tanda tak mampu mendobrak tiran dan kebobrokan yang sangat menggurita sekaligus mengakar. Hanya yang punya kepentingan diluar prestasi sepak bola yang bertahan dalam dunia sepak bola Indonesia, yang lainnya (di luar kelompok itu) tetap eksis sambil menunggu perubahan seiring berjalannya waktu dan pergantian era.


Bahkan seorang Dahlan Iskan yang oleh KPSI (kelompok pengusung KLB) dijadikan calon ketua PSSI pengganti Prof. Djohar Arifin dan pernah terlibat dalam Persebaya dan Mitra Surabaya berkata “ Saya sudah insyaf dari sepak bola, kalaupun saya mau tak mungkin mereka akan memenuhi syarat yang sangat berat yang saya ajukan. Pertama harus mendapat ijin presiden, selain itu agar tidak mewarisi konflik kepentingan semua pengurus PSSI harus dibawah 45 tahun usianya ”.


Maka buta hati nurani kita jika tidak mau mengakui siapa yang bermain dalam konflik di PSSI sekarang ini. Cermatilah tokoh-tokoh yang berada di KPSI, telusuri track record mereka. Adakah diantara mereka yang tidak menjadi bagian rezim lama yang jelas-jelas selama dua periode berkuasa di PSSI tidak melahirkan prestasi apa-apa bahkan liga kita berada di urutan paling bawah tingkat profesionalismenya di tingkat Asia.


Tidak sadar dirikah kita sebagai insan sepakbola siapa sebenarnya pemasung prestasi Timnas? Jika selam ini Garuda tidak mampu terbang tinggi bukan karena sayapnya patah tetapi karena Garuda selama ini berada didalam sangkar yang keahlian terbangnya hanya di pertontonkan sesuai kebutuhan dan kepentingan si pemilik kandang. Garuda yang kita banggakan cuma burung sirkus kawan.


Haruskah revolusi sepak bola gagal?

Tergantung para pemangku PSSI sekarang. Jika tetap lembek, lemot bisa jadi kekuatan rezim lama semakin kuat. Seorang pemimpin di masa revolusi harus punya keberanian, revolusi di tubuh PSSI tidak hanya usai dengan pergantian tampuk pimpinan semata. Revolusi harus menyentuh pada perubahan system. Terkesan aneh jika PSSI takut mengambil sikap tegas disaat legalitas sudah mereka genggam.

PSSI sekarang jelas-jelas sudah diakui AFF, AFC, FIFA, BOPI dan pemerintah. Apa lagi? Yang ditunggu hanyalah sikap tegas dan tindakan. Sudah cukup diplomasi guna mengajak para pembangkang insyaf kembali ke jalan yang benar. Wibawa organisasi olah raga tertua di Indonesia ini sudah saatnya ditegakkan, apalagi FIFA sudah memberi ultimatum hingga 20 Maret 2012 agar PSSI bisa memanjemen segala aktifitas anggotanya dalam satu kesatuan sesuai aturan rumah tangganya. Jika memang tidak mau diajak kembali ke jalan yang benar ,jika para pembangkang memaksa bermain dengan aturannya sendiri dan agar Revolusi sepak bola yang didengung-dengungkan tidak menjadi pepesan kosong semata segala aturan yang mengacu pada ketentuan PSSI dan FIFA harus ditegakkan.


Perubahan tidak hanya sebatas wacana. Kemenangan kubu perubahan di Kongres Luar Biasa di Solo beberapa bulan yang lalu belum menghasilkan juara. Ibarat pertandingan bola dgn sistim home and away, KLB di Solo adalah pertandingan leg pertama. Dan di pertandingan leg kedua (penerapan system serta pelaksanakan program yang menjadi substansi sebenarnya perubahan) rezim lama tidak akan tinggal diam, segala usaha akan mereka lakukan demi menggagalkan rencana dan segala program perubahan yang akan di jalankan oleh pengurus PSSI baru yang mengusung perubahan.


Kalau perlu strategi menyerang total ala sepak bola Belanda akan mereka terapkan, kalah dengan banyak gol di pertandingan kedua tersebut bagi mereka tidak jadi soal. Yang penting menyerang. Meski banyak insan bola yang menertawakan segala sepak terjang BSH, kenyataannya banyak program dari pengurus PSSI sekarang yg terganggu bahkan terhambat.


Pencucian otak oleh kekuatan media yang mereka miliki dan bergulirnya ISL serta Divisi Utama PT. LI sebuah bukti serangan bertubi-tubi yang dilakukan kepada PSSI pimpinan Prof. Djohar. Semoga Profesor Djohar dan pengurus PSSI lainnya tetap bisa menjaga tempo permainan. Dalam pertandingan sepak bola, selamanya bertahan akan bisa mendatangkan kesulitan. Keseimbangan bertahan dan menyerang sangat diperlukan.


Semoga PSSI berani tegas. Hingga mampu memenangkan pertandingan leg kedua ini, yaitu menjalankan semua program kerjanya.


Selamat bekerja Prof, Yakinlah kebenaran akan mengantarkan pada kemenangan.


Penulis:

Wardoyo Achmad
Suporter BERNI Jember 

Thursday, January 19, 2012

Apa yang Diakses Paling Banyak Di Blog Saya ?

Ternyata tulisan-tulisan saya tentang Kartu Kredit rupanya berhasil jauh melampaui tulisan saya tentang Rokok yang menjadi urutan kedua. Dua hal ini jauh melampaui urutan ketiga dan berikutnya.


Dan tulisan yang paling banyak diakses sepanjang umur blog saya adalah :



Sementara untuk 6 bulan terakhir, justru tulisan tentang token Bank mendapat perhatian pengunjung paling banyak. Seperti :



Semoga tulisan-tulisan yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi banyak orang.

Sunday, January 15, 2012

Ganti Token keyBCA berkali-kali di 2011

Seharusnya BCA menyediakan payung untuk saya. Tentu saja dikarenakan selama tahun 2011 saya harus berganti token keyBCA lebih dari 5 kali.

Kok bisa seh? Begitulah. Setiap keyBCA ter-lock, maka solusi satu-satunya adalah dengan menukarkan keyBCA tsb ke Bank BCA terdekat.

KeyBCA terlock bisa disebabkan karena kesalahan 3 kali dalam memasukkan PIN. Di tahun 2011 ini, kesalahan memasukkan PIN adalah karena tombolnya tertekan-tekan sendiri ketika berada di dalam tas. Begitu akan digunakan, tahu-tahu sudah ter-lock.

Untungnya, proses aktivasi keyBCA baru tahun lalu hanya cukup menunggu 3 hari saja. Bayangkan apabila proses aktivasi keyBCA baru masih 10 hari seperti ketika tahun 2010?

Di antara penggantian keyBCA tsb, ada 1 penggantian yang paling membuat saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Terjadi pada penggantian ke-3. Bayangkan saja, belum selesai saya menunggu 3 hari keyBCA bisa aktif digunakan, lha kok sudah harus ter-lock lagi. Tentu saja solusinya saya harus kembali berurusan dengan BCA untuk menukarkan dengan keyBCA baru. Dan .... harus kembali menunggu 3 hari berikutnya.

Akhir tahun 2011, nampaknya keyBCA harus kembali ganti. Ter-lock lagi :((
Tapi kabar bagusnya, design tombol ON/OFF nya sudah lebih diperbaiki. Perlu usaha agak ekstra untuk dapat menekannya. Mudah-mudahan ini bisa membuat saya harus ganti keyBCA setidaknya ketika batrenya sudah habis :)

Di antara serentetan kejadian lucu yg diperagakan oleh para penggiat KLB, ada hal yg paling membuat saya tidak bisa selesai berhenti tertawa dalam hati.

Nih ....




Twitter dari @ranggaprastiko

Sharing twit dari mas @ranggaprastiko :

1. pertarungan PSSI vs KPSI, dalam hal pencitraan di media sebenarnya kurang berimbang, KPSI lebih gencar. Cc: @revolupssi

2. Yang menarik dari sisi marketing communication, pertarungan PSSI vs KPSI di media adalah gambaran marketing di masa depan. Cc: @revolupssi

3. Btw numpang izin tweet ya masbro @revolupssi membahas pertarungan media PSSI vs KPSI dari sudut pandang marketing communication

4. KPSI melakukan marketing communication melalui media above the line : surat kabar, televisi,yang menghabiskan banyak dana cc: @revolupssi

5. Kelebihannya memang KPSI jadi berita di mana-mana, dan banyak yang membicarakan mereka, tapi kekurangannya lebih banyak. Cc: @revolupssi

6. Strategi KPSI menghabiskan banyak dana, tidak fokus, dan tidak bisa menjelaskan apa tujuan mereka ke publik secara baik. Cc: @revolupssi

7. Strategi KPSI jadi seperti sebuah kembang api, meledak besar, menyilaukan mata sebentar, tapi terus hilang tanpa bekas. Cc: @revolupssi

8. Dan yg paling parah, dana yg keluar pasti banyak, dan skrg dana mereka pasti sudah agak 'kering'. Cc: @revolupssi

9.bukti? Lihat aja porsi pemberitaan KPSI di media 1 bulan terakhir, semakin sedikit bukan ?, sponsor KPSI bkn pabrik uang. Cc: @revolupssi

10. Hal itu diperparah dengan hengkangnya diego michiels ke IPL, KPSI gak punya poster boy untuk mereka promosikan ke publik. Cc:@revolupssi

11. Makanya KPSI ngotot menahan diego, kalau perlu sampai sunat segala ☺, diego adalah senjata promosi andalan KPSI. Cc: @revolupssi

12. Sedangkan PSSI, melawan strategi pencitraan KPSI dengan cara Low Budget, Big Impact, inilah yg saya salut. Cc: @revolupssi

13. PSSI melawan counter KPSI dengan social media dan citizen journalism, twitter dan kompasiana adalah medianya. Cc: @revolupssi

14. Strategi PSSI memang tidak gebyar ataupun ramai seperti KPSI, tapi secara perlahan merubah opini publik, kenapa ?. Cc: @revolupssi

15. Karena maksud dan tujuan PSSI dijelaskan secara gamblang lewat social media maupun citizen journalism. Cc: @revolupssi

16. Dan pesan PSSI didukung oleh fakta, dan terus di 'promosikan' secara terus menerus lewat socmed dan citizen journalism. Cc: @revolupssi

17. Memang pesan PSSI lewat socmed butuh waktu untuk sampai ke publik, tapi perlahan-lahan pesan PSSI toh sampai juga. Cc: @revolupssi

18. Bukti ? Lihat aja media saat ini, perlahan-lahan mulai memperbanyak berita tentang PSSI, kenapa media melakukan itu ? Cc: @revolupssi

19. Karena media sudah sadar, kalau publik sudah tahu mana yang fakta mana yg opini, PSSI membawa fakta KPSI membawa opini. Cc: @revolupssi

20. Dan media juga gak bodoh, ngapain maksain beritain KPSI kalau publik gak mau baca beritanya, bisa2 gak laku mereka ☺cc: @revolupssi

21. Gosipnya koran B*LA sudah turun penjualannya krn keukeuh dagang berita KPSI, Publik Males Baca B*LA = Males Beli B*LA. Cc: @revolupssi

22. Dan berapa biaya yang dikeluarkan PSSI untuk melawan KPSI dalam perang media ini ? Saya yakin gratis ☺ cc: @revolupssi

23. Dan jurus PSSI dalam perang media ini adalah mengkomunikasikan program PSSI yang rancak ke media. Cc: @revolupssi

24. MoU dengan BPKP, membangkitkan kompetisi amatir, pembinaan usia dini, cuma orang yg sesat yang bilang program ini buruk. Cc: @revolupssi

25. Publik sudah pintar, mereka tau mana yg bagus mana yang buruk, kecuali suporter galau aja yang menghina program PSSI cc: @revolupssi

26. Intinya PSSI sukses menghadapi perang media dgn KPSI dengan effortless, dan KPSI malah kelelahan sampai mewek ke DPR ☺

27. Terus maju PSSI, saya yakin pemain ISL pasti akan eksodus ke IPL, saya percaya mereka tidak bodoh, mereka hanya belum berani.

Friday, January 13, 2012

Twitter dari @Gilang_Mahesa

"Beberapa hari ini sudah banyak di berita soal ikut sertanya klub Singapura Lions XII FC menjadi peserta Liga Super Malaysia. Liga Super Malaysia sendiri terdiri dari dua Divisi, dan Lions XII FC langsung masuk di Level tertinggi liga, tdk dari bawah dahulu!!!

Apakah ada komplain dari klub yg berada di level 2 krn merasa diperlakukan tidak adil dgn memasukkan LION XII ke level 1 langsung? ada !

Lalu apakah komplain tersebut sampai menimbulkan mosi tdk percaya bahkan aksi penggulingan Federasi Sepakbola Malaysia (FAM)? tidak !

Mengapa?? ada dua hal:
(1) klub faham bahwa wewenang soal kompetisi ada di EXCO FAM, dan
(2) FAM berhasil menjelaskan dengan baik kpd klub.

LIONS XII FC itu bukan bagian dari malaysia, tp saya sangat kagum mereka bisa menerima klub luar ini dgn tangan terbuka & kemurahan hati.

Mari kita lihat bagaimana kondisi di tanah kita sendiri;

Walaupun sudah dijelaskan berkali-kali tafsir soal alasan 6 klub di level 1, baik alasan yg bersifat aturan dan history, tapi point inilah yg terus dijadikan sebagai pematik munculnya gerakan penggulingan PSSI.

Padahal ke 6 klub ini masih saudara kita, anak-anak bangsa juga, bukan klub dari negara lain yg tdk kita kenal,mereka bagian dari kita !

Persema, PSM, Persibo dan Persebaya adalah bagian dari sejarah sepakbola kita, mereka juga menjadi bagian dari proses perubahan, ketika klub yang lain berlindung dibawah kekuasaan yg korup dan kotor, 4 klub ini berani melawan dgn resiko yang mereka berani tanggung!! Ya mereka pernah di hukum rezim lama, tapi mereka tidak cengeng dan meminta bantuan politik bahkan meminta backup dengan lapor ke DPR.

Lalu ketika ada sebuah putusan yang merehabilitasi mereka, mengapa kemudian ada klub - klub dan kelompok yang seolah tdk ikhlas & rela??

Kalaulah sekarang ada stigma bahwa PSSI melakukan balas dendam kepada ISL, siapa sebenarnya yang terus memendam dendam kesumat ?

Kalaulah mereka ( KPSI+ISL ) nantinya kembali berkuasa, dimana posisi klub anggota yg pernah berada di LPI ( bukan IPL ) ? pasti bukan di level 1.

Lalu pertanyaannya dimana klub IPL yg dulu bermain di ISL?? --> msh di level 1, jk demikan tafsirnya jls sudah siapa yg memiliki dendam ?

Dan kalau tafsirnya seperti itu, sebenarnya klub yg saat ini berada di ISL hanyalah dijadikan alat dari kelompok yg haus kekuasaan !

Saya berharap mediasi KONI selama 1 pekan ini bisa menyadarkan kembali artinya kebersamaan sebagai sebuah bangsa. Bangsa ini memberi ruang kepada para pejuang perubahan, rehabilitasi tahanan politik misalnya sehingga memiliki kembali hak nya.

Ke 4 klub tersebut adalah para pejuang perubahan, degradasinya mereka karena hukuman akibat jalan perjuangan yg mereka ambil bukankah jika mereka nanti berkuasa, klub ISL yg disanksi jg akan dipulihkan haknya ? ?

Tafsirnya ? tafsir yg sama yg terjadi bagi ke 4 klub ini sekarang.

Malaysia yg selalu kita olok-olok ternyata lebih memiliki kebesaran hati dan jiwa memandang masa depan kompetisi sepakbolanya, kita patut malu dengan diri kita sendiri, sudahkah kita mempersiapkan kebesaran hati kita untuk memberi ruang bagi sikap kebangsaan !

Kita semua satu bangsa -- Indonesia, janganlah rangkulan ( rekonsiliasi ) dibalas sambut dengan pukulan, itu saja pinta saya siang ini."