Wednesday, April 25, 2007

Manajemen Stres

oleh : Steven Covey

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. " kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.

Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa.

Sunday, April 22, 2007

Orang Madura dan Sendal Jepit

Catatan kali ini, bukan dalam rangka ingin merendahkan suku Madura. Bukan juga meremehkan sendal jepit.

Yang jelas, selama perjalanan sehari ke Sepang, eh Sampang Madura, sendal jepit merupakan alas kaki favorit. Baik waktu melihat orang-orang yang berlalu lalang di pasar. Hingga tamu resepsi sebuah pesta pernikahan warga yang kebetulan berada di tepi jalan.

Entah mengapa, sendal jepit bisa sedemikian favorit bagi warga Madura. Mungkin karena modelnya yang simpel. Bisa dikatakan, walau bagian atas busananya sudah sedemikian rapi, namun begitu melihat ke bawah, ternyata sendal jepit juga yang dipakai.

Friday, April 20, 2007

Giant Sinkhole Swallows Guatemala Homes



February 26, 2007—After rumbling for weeks, part of a poor Guatemala City neighborhood plummeted some 30 stories into the Earth on Friday.

The reportedly 330-foot-deep (100-meter-deep) sinkhole swallowed about a dozen homes and is so far blamed in the deaths of three people—two teenagers, found floating in torrent of sewage, and their father, who was pulled from the chasm.

Rainstorms and a ruptured sewer main may have caused the sinkhole, officials in Guatemala told the Associated Press. After the collapse, the seemingly bottomless depths gave off tremors, sounds of flowing water, and the scent of sewage.

Sinkholes can occur when underground rocks that can be dissolved by water—such as salt, gypsum, and limestone—are inundated. The removal of groundwater can also leave gaps underground that can lead to sinkholes.

While the cause of the Guatemala City abyss remains uncertain, it's effects are undeniable.

Police established a 500-yard (457-meter) no-go zone around the sinkhole, and nearly a thousand people were forced to evacuate—some perhaps forever.

"Last night a friend had to take my handicapped wife out on motorcycle," 15-year resident Antonio Fuentes, 50, told the Associated Press. "Now I'm leaving for good, never to come back."

Source :
http://news.nationalgeographic.com/news/2007/02/070226-sinkhole-photo.html

Free Hotspot Area di Surabaya - Sidoarjo

Taman Bungkul, Jl. Darmo

Area Balaikota Surabaya

Food Court ITC Mega Grosir Surabaya, lantai paling atas (GRATIS)

Plaza Tunjungan II lantai LG / paling bawah. Terdapat Kafe Telkom Speedy dekat eskalator. Terdapat beberapa meja dengan stop kontak listrik di setiap meja. Bagi yang tidak suka terganggu asap rokok, lebih baik option ini diabaikan. Karena kebanyakan penggunanya berbahan bakar asap (perokok).

Golden City Mall

Sinar Supermarket Jemur Andayani

Mc Cafee Mc Donald Surabaya

Drago La Brasserie, MEX Building, Jl Pregolan dan Tegalsari.

Sheraton Hotel, tidak hanya di lobi, namun juga di bagian lain hotel. Di ballroom lebih cepat dan stabil daripada yang di lobi.

Novotel Hotel, jangkauan WiFi gratis tidak hanya di lobi. Kira-kira di empat / lima kamar pertama, dihitung dari lobi dan berada di lantai yang sejajar dengan lobi, masih bisa. Di ruang pertemuan, dari pintu masuk utama belok kanan, juga masih bisa, namun sinyalnya lemah.

Narita Hotel, Jl Barata Jaya. Harus dicek lagi apakah sekarang masih available.

Shangri-La Hotel, Lobby.

JW Mariot Hotel, Lobby.

Surabaya Plaza Hotel, Cafe Taman.

Stikom

HotSPOT Café Steak & Beverages, Jl Pahlawan Sidoarjo, Jatim.
Share Free hotSPOT Voucher. 5 jam unlimited bandwidth untuk setiap voucher.
Username & password :
GADTORADE1 : XN8YX
GADTORADE2 : M8JTI
GADTORADE3 : NJFEX
GADTORADE4 : CHRYN
GADTORADE5 : GDL4A
GADTORADE6 : FQVTU
GADTORADE7 : PCSSE
GADTORADE8 : LECL2
GADTORADE9 : HB9ZJ
GADTORADE10 : DQP5H
GADTORADE11 : DW759
GADTORADE12 : A2PHX
GADTORADE13 : Z58GU
GADTORADE14 : NQGEA
GADTORADE15 : ZD2CL
GADTORADE16 : CFRBB
GADTORADE17 : AFESS
GADTORADE18 : TF9ML
GADTORADE19 : MB8DQ
GADTORADE20 : L67EH

Monday, April 16, 2007

Peta Rumah Hulaan

Sunday, April 15, 2007

F1 Race : Sakhir 2007

Hamilton, heboooh ...

Di Melbourne, start dari posisi 4 bisa meraih posisi 3 dan menjadi podium pertamanya dalam debutnya di kancah formula one.

Di Sepang, start juga dari posisi 4 namun sudah bisa meraih posisi 2. Dua podium berturut-turut untuk seorang rookie. Itupun berhasil didapatkannya setelah berhasil membuat atraksi hebat pada tikungan pertama untuk mendahului Kimi dan Massa, Jagoan Ferrrari. Bermain-main beberapa lap dengan Massa, dan membuat Massa terpereset ke gravel. Serta bertahan dari buruan Kimi pada lap-lap akhir.

Sabtu kemarin, 14 April 2007, pada kualifikasi Hamilton berhasil merebut posisi kedua start. Artinya minggu ini dia akan mengawali balapan dari baris terdepan.



Sementara itu, duo BMW Sauber berada di belakang 2 tim teratas. Heidfeld dan Kubica start dari posisi 5 dan 6. Mereka memang merupakan kuda hitam musim ini, sejak race Melbourne.

Nyala lampu merah padam, secara serentak semua pembalap menggeber tunggangannya.
START !!!

Tikungan pertama, seperti biasa. Perebutan posisi terjadi. Hamilton sedikit memainkan mobilnya untuk menghalang-halangi Kimi. Membuat Kimi harus mengambil jalur terluar dan posisinya berhasil diambil alih oleh Alonso. Dibelakangnya, beberapa tikungan berikutnya, Button dan Speed harus mengakhiri balapan. Safety Car pun harus turun ke lintasan.

Lap 7, posisi 7 posisi teratas masih sama, kecuali Alonso dan Kimi yang berganti posisi.

Tinggal 5 lap tersisa, Hamilton semakin mendekati Massa. Jarak antara keduanya hanya 5 detik saja. Sementara Kimi berada di belakangnya.

Lap berikutnya Yellow Flag berkibar. Jarak Massa dan Hamilton hanya 3 detik saja. Dan terus diperbaiki oleh Hamilton.

Race berakhir. Massa - Hamilton - Kimi. Sementara Alonso harus terlempar ke posisi 5 di belakang Heidfeld. Demikian pula dengan Fisichela yang semula menempati posisi 7 saat start harus digeser oleh Truli.

Dengan demikian, maka 3 posisi klasemen driver ditempati oleh Alonso, Kimi, dan Hamilton dengan nilai yang sama, yaitu 22. Sementara untuk konstruktor, McLaren masih memimpin dengan 44 point. 5 point lebih tinggi dari Ferrari dengan 39 point.

Khusus untuk Hamilton, sejarah telah dicetaknya. Pembalap yang 3 kali podium pada 3 race pertamanya selalu podium. Luar Biasa.

Wednesday, April 11, 2007

Hehhh ... IPDN lagi ?

APDN, STPDN, atau sekarang IPDN kian lama kian terkenal. Bagaimana tidak, dari tahun ke tahun, ada saja berita yang mencuat dari perguruan tinggi plus asrama berbiaya tinggi yang menggunakan uang rakyat ini.

Alih-alih berita prestasi yang ditunjukkan, justru berita pembunuhan yang terjadi. Cliff Muntu, asal Sulawesi Utara, telah meninggalkan rekan-rekannya untuk menghadap Yang Kuasa. Indikasi penyiksaan sangat kental terasa sebagai penyebab kematiannya. Walau informasi yang semula disampaikan oleh pihak IPDN adalah kematian Cliff Muntu karena disebabkan penyakit lever.

IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) merupakan sekolah tinggi setingkat S1 yang dikelola oleh Departemen Dalam Negeri. Didirikan di Jatinangor - Sumedang sejak Rudini masih menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.

Dari proses peradilan, telah dinyatakan bahwa beberapa praja dijadikan tersangka. Selain itu mereka juga dipecat dari IPDN dan diharuskan mengganti biaya pendidikan yang besarnya bervariasi.

Tidak sedikit kita lihat video rekaman yang menayangkan kebuasan orang tanpa perasaan yang memukul dada, menendang punggung, hingga tendangan tanpa bayangan ala JetLe diberikan ke Juniornya. Benar-benar biadab dan lebih buas dari binatang.

Selain itu, peragaan ala militer yang tidak pada tempatnya saya anggap salah tempat. Yang jelas kakak saya yang juga militer, justru mengatakan di militer sendiri tidak seperti itu, hukuman-hukuman yang diberikan sudah terukur dan ada teknik-tekniknya. Sehingga kita semua sangat jarang menemukan suara-suara miring dari pendidikan militer di kalangan militer sendiri.

Namun sebagai orang yang tidak tahu keseharian IPDN, saya tidak menganggap bahwa tayangan video itu adalah gambaran dari IPDN. Tentu banyak hal-hal positif yang ada di sana.

Satu hal yang saya nilai adalah hasil. Di beberapa Pemda saya menangani sistem informasi, saya memang menemukan beberapa pegawai yang merupakan lulusan IPDN. Memang mereka terlihat lebih cerdas, cepat tanggap, berbadan lebih tegap. Namun tetap saja ketika pegawai lainnya main game di komputer kantor pada jam kerja, lulusan IPDN itu juga ternyata ikut-ikutan. Lantas lebih baik mana jika dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi biasa yang terpilih menjadi pegawai negeri melakukan proses seleksi yang benar, dan tanpa ada nuansa sogok menyogok seperti yang sudah berakar di negara kita sekarang ini.

Akhir kata, memang kita tidak bisa langsung mengamputasi kaki ketika jempol kita korengan. Namun jika kaki tersebut sudah terkena kanker, dan dikhawatirkan akan merembet ke organ tubuh lainnya, amputasi bisa jadi pilihan yang tepat.

IPDN bisa saja dibubarkan, jika memang dirasa hanya merupakan penghambur-hamburan uang rakyat, dan hanya menghasilkan pembunuh-pembunuh berbaju rapi.

Sunday, April 08, 2007

F1 Race : Sepang 2007

Musim balap 2007 kembali berlanjut. Sepang sudah mulai membahana oleh raungan deru mesin jet darat F1. Free Practice juga telah diselesaikan dengan tetap menempatkan Ferrari, McLaren, dan BMW sebagai tim unggulan.

Yang cukup mengejutkan, Hamilton pada FP3 mampu memimpin dengan 1:34.811.



Pada kualifikasi, sesi 1 memakan korban Barrichello. Sementara kedua pembalap renault dan Button menjadi harus tereliminasi pada sesi 2. Sementara McLaren, Ferrari, BMW, Toyota, dan William terus berebut mencari posisi tertinggi.

Sesi 3, sesi terakhir kualifikasi. Perburuan pole position tetap terjadi hingga waktu telah habis. Putaran terakhir, akhirnya Massa berhasil merebutnya dengan 1:35.043. Berikutnya Alonso (1:35.310), Raikkonen (1:35.479), dan Hamilton (1:36.045). Persaingan seru McLaren vs Ferrari.



Race dimulai !!!

Ferrari, McLaren, Ferrari, McLaren mewarnai baris pertama dan kedua start. Perebutan tikutang pertama sejak berhasil dimenangkan Alonso dan Hamilton. Membuat Massa dan Kimi harus tergeser ke posisi 3 dan 4.Selama lap 1 dan 2 tampak jelas, Hamilton berusaha membantu Alonso membuat jarak untuk mengamankan posisi.

Lap ke 3 Massa berusaha mendahului Hamilton hingga 2 kali, namun posisi 2 tetap berhasil direbut kembali oleh Hamilton. Usaha yang cerdas dari Hamilton.

Akhirnya usaha keras Massa dan disertai dengan sedikit nafsu harus menghantarkannya pada gravel. Posisi 3 diambil alih oleh Kimi. Dibelakang persaingan McLaren dan Ferrari, duo BMW mengikuti berusaha mencari peluang.

Lap 10, posisi Kubica harus rela diambil alih oleh Rosberg. Berikutnya justru Kubica memilih untuk pit, sehingga posisinya kembali didahului oleh kelompok Fisichella, Trulli, dan Kovalainen. Ketika kembali dia harus menempati posisi 18.

Hingga lap 15 tugas Hamilton menjaga Kimi tetap berhasil dipertahankan. Sementara Massa harus tertahan Heidfeld yang jaraknya semakin lama semakin jauh dari Hamilton dan Kimi.

Lap demi lap berlalu degan sedikit monoton. Hingga ketiga Rosberg harus out pada lap 44. Sementara pada lap 47, Kubica harus melintir di gravel. Posisi depan, tetap diduduki Alonso, Hamilton, dan Kimi.

Lap 49, Kimi semakin mendekati Hamilton hingga 3 detik. Massa masih tertahan di posisi 5. Sedangkan Alonso melenggang meninggalkan Hamilton dan Kimi hingga 20 detik.

Akhirnya, 2 lap tersisa, menyuguhkan persaingan sengit Kimi yang berusaha mengejar Hamilton untuk berebut posisi 2. Namun hingga race berakhir, Hamilton tetap mampu bertahan. Hasil akhir Alonso - Hamilton - Kimi. Pelaku podium yang sama dari race Melbourne sebelumnya. Hanya bergeser posisi.

McLaren menambah pundi-pundi point menjadi 32. Sementara Ferrari 23.
Alonso memimpin klasemen dengan 18 point, Kimi 16 point, sedangkan Hamilton 14 point.

Race yang menarik. Khususnya di tikungan pertama, tergelincirnya Massa, serta 2 lap tersisa.

Khusus untuk tergelincirnya Massa, Hamilton mengomentari bahwa sengaja dia melakukan sedikit trik. Wow, seorang rookie berhasil mengelabui pembalap nomor 1 Ferrari. Luar biasa.

Wednesday, April 04, 2007

Pembiusan - Modus Operandi Yang Makin Marak

Sejak tadi malam, saya memaksakan diri untuk tidak tidur. Pekerjaan yang harus saya selesaikan memang banyak sekali, pekerjaan yang harus tertunda selama mendampingi istri saya melahirkan beberapa waktu lalu.

Setelah subuh, saya masih berusaha untuk melanjutkan pekerjaan. Namun notebook saya pindah dari ruang kerja ke kamar tidur saya. TV saya hidupkan, kebetulan stasiun yang muncul adalah RCTI yang sedang menayangkan berita kriminal.

Karena kantuk yang mulai menyerang, antara sadar dan tidak saya mengikuti berita pembiusan terhadap para penumpang dengan cara memberikan minuman kemasan kepada korban. Setelah itu korban diikuti. Hingga ketika korban sudah terkena pengaruh obat bius yang sengaja dicampurkan pada minuman kemasan tersebut, aksi penjarahan pun dijalankan dengan tenang.

Nah, disela-sela mengikuti berita itu, bayangan saya mulai melayang, karena kantuk yang sudah mulai menguasai. Tiba-tiba saya merasa berada di terminal blok M, terminal favorit saya karena saya pasti akan menuju arah terminal ini jika saya tersesat di Jakarta. Pada saat itu saya merasa haus dan segera menuju ke salah satu counter penjual minuman kemasan.

Ketika sedang memilah-milah minuman apa yang akan saya pilih dari box merah menyala itu, perhatian saya terpancing untuk memperhatikan pembicaraan dua orang mencurigakan di pojok belakang agak jauh dari counter minuman tersebut. Dengan menggunakan konsentrasi penuh, saya berusaha mengikuti perbincangan mereka.

Ternyata mereka sedang merencanakan tindak kriminal dengan cara memasukkan obat bius pada minuman kemasan yang akan ditawarkan pada calon pembeli. Si A berperan sebagai penjual sebagaimana penjual asongan pada umumnya, sementara Si B akan berpura-pura sebagai penumpang dan mengikuti calon korban, menunggu obat bius mulai bekerja pada si calon korban.

Kontan saja saya langsung tersadar. Sambil termangu, saya menjadi teringat pada kebiasaan saya yang setidaknya selalu membeli minuman kemasan dingin di atas metromini atau kopaja ketika kendaraan tersebut sedang berjalan merambat menuju pintu gerbang menunggu gilirannya berlalu menuju tempat tujuan. Saya membayangkan bagaimana jadinya jika saya harus membeli minuman kemasan yang ternyata di dalamnya sudah dicampur dengan obat bius.

Jika selama ini orang sudah mulai aware ketika ditawari minuman kemasan oleh seseorang yang tidak dikenal, bagaimana dengan minuman kemasan yang dijual bebas? Tentu saja ini bukan cara saya untuk mematikan rejeki bagi para pedagang asongan yang memeras keringat untuk mendapatkan sebutir rejeki untuk menyambung hidupnya dan keluarganya. Namun sekedar untuk mengingatkan kita untuk selalu waspada.

Monday, April 02, 2007

Semangat Nan Tak Kunjung Padam

Digusur lagi, balik lagi. Digusur lagi, balik lagi. Fenomena ini layak disandangkan pada para pedagang kaki lima. Namanya saja kakinya lima. Tentu saja cepat hilang cepat pula kembalinya.

Walau sering menerima pandangan sinis dari berbagai kalangan, eksistensi pedagang kaki lima bukannya makin hilang, namun justru makin menjamur. Di mana ada area yang strategis, disitulah pedagang kaki lima mulai menggelar dagangannya.

Mungkin ini adalah imbas dari carut marutnya penanganan perekonomian bangsa. Pemerintah tidak sanggup menyediakan tempat dan didukung dengan aturan yang tegas tapi tidak memberatkan.

Biasanya jika ada pengalokasian pedagang kaki lima pada area tertentu, selalu diselingi dengan ancaman biaya yang sering kali tidak terjangkau. Akhirnya solusi yang diambil adalah jalan pintas. Mencari tempat untuk berdagang secara ilegal.

Sayangnya mereka sering kali tidak mau menyadari bahwa keberadaannya adalah ilegal. Sehingga ketika tidak ada petugas trantib yang bertindak, perlahan namun pasti mereka akan bermetamorfosis dari sekedar menggelar tikar hingga menancapkan tiang pancang bangunan permanen.

Lucunya lagi ketika ada penggusuran, para pedagang yang telah membuat bangunan permanen dan semi permanen merasa terdzolimi serta berusaha mempertahankan "lahannya". Lahan yang mana ? Bukankah lahan yang mereka tempati selama ini adalah ilegal.

Tentu bagi mereka itu bukan sekedar lahan ilegal. Mereka secara rutin membayar retribusi yang sering kali mereka anggap sebagai uang sewa lahan. Bagi yang mengerti tentang undang-undang retribusi tentu tahu betul posisi hukum dari retribusi.

Selain retribusi, mereka juga harus membayar ini itu, atau lebih lazim disebut uang keamanan. Belum lagi jika ada pungli dari oknum-oknum tertentu.

Jadi wajar saja jika proses penggusuran selalu dibarengi dengan isak tangis, teriakan amarah, ketegangan, dan lain sebagainya. Harusnya pemerintah mampu mengelola dan memfasilitasi mereka, atau setidaknya mampu mengawasi secara benar proses perkembangan pedagang kaki lima tersebut. Batas dari jalan raya harus ditegakkan, jangan sampai jalan raya terganggu oleh keberadaannya. Bangunan semi permanen dan permanen harus diharamkan. Serta kebersihan harus diprioritaskan. Sambil perlahan-lahan memikirkan solusi terbaik guna mengatasi dampak yang diakibatkan oleh keberadaan pedagang kaki lima.