Semua tentu sudah tahu bahwa jika tidak pintar-pintar memanfaatkan Credit Card, pasti akan terjerumus pada hutang dan bunga berkepanjangan. Demikian juga saya, pertama mengenal credit card sejak 2001, membuat saya harus menyisihkan sebagian penghasilan saya untuk membayar bunga dan administrasi bulanan yang tidak sedikit.
Dari 5 credit card yang saya miliki setidaknya saya harus mengeluarkan 50 - 100rb per kartu per bulan. Edhuuuuannnnn. Lha kok banyak banget ? Tentu saja, karena saya memang tidak / belum mampu untuk membayar lunas hutang-hutang tersebut yang ternyata dahulunya (pada saat pertama di acc) lebih banyak untuk belanja konsumtif.
Namun euforia credit card harus segera diberangus. Karena saya tidak berhasil bertindak bijak untuk menggunakan credit card, maka satu-satunya cara adalah dengan putus hubungan dengan credit card.
Berturut-turut 5 credit card yang saya miliki berdasarkan persetujuannya adalah CitiBank, HSBC, ANZ, Danamon, dan Niaga. Awal mula memang sungguh nikmat. Walau tidak punya uang, tapi tetap bisa foya-foya dengan nilai uang sebesar pagu yang dipercayakan pada kita. Yang kenyataannya seakan-akan itu adalah uang kita. Sementara saya bukanlah pegawai yang mendapatkan penghasilan bulanan. Jadi mau tidak mau baru bisa membayar ketika ada dana proyek yang cair. Itu pun tidak bisa membayar lunas. Kadang cuma 80%nya, malahan ada yang cuma sebatas pembayaran minimal saja.
Akhirnya, sejak akhir 2004, ditengah himpitan pengeluaran yang sering kali lebih besar dari pemasukan, saya mulai menabuh genderang perang terhadap credit card.
Yang pertama saya habisi adalah ANZ. Alasan mendasar adalah karena petugas debt collectornya (atau lebih senang saya sebut dengan setan tanpa perasaan) sudah mulai mengganggu ketenangan orang tua saya. Setan-setan itu sering kali menteror orang tua saya, menjatuhkan martabat saya, menyampaikan berita yang kurang benar, tujuannya satu agar orang tua saya merasa terganggu dan segera mendorong saya untuk menyelesaikan tagihan-tagihan saya. Dan alhamdulillah, awal 2005 ANZ berhasil saya habisi.
Yang kedua adalah HSBC. Pertengahan 2006 saya berhasil putus hubungan dengannya. Itupun ada cerita berbau penipuan yang harus saya alami untuk menyelesaikannya. Sebenarnya saya senang dengan HSBC ini. Tentu saja karena sangat cocok dengan program-programnya yang berhubungan dengan restoran. Saya benar-benar merasa termanjakan dengan All You Can Eat ala HSBC. Mungkin jika saya sudah merasa mampu menjadi manusia yang bijak memanfaatkan Credit Card, mungkin saya ingin untuk membuka aplikasi Credit Card HSBC lagi.
Nah, pada awal 2007, saya juga berhasil putus hubungan dengan CC Danamon, setelah melalui perjalanan panjang nan melelahkan.
Kini yang tersisa hanya CitiBank dan Niaga. Untuk sementara kedua CC itu masih selamat nasibnya dari PHK (putus hubungan kartu). Karena ternyata saya merasa sudah mulai bijak untuk menggunakannya.
Sekedar tips :
Dari 5 credit card yang saya miliki setidaknya saya harus mengeluarkan 50 - 100rb per kartu per bulan. Edhuuuuannnnn. Lha kok banyak banget ? Tentu saja, karena saya memang tidak / belum mampu untuk membayar lunas hutang-hutang tersebut yang ternyata dahulunya (pada saat pertama di acc) lebih banyak untuk belanja konsumtif.
Namun euforia credit card harus segera diberangus. Karena saya tidak berhasil bertindak bijak untuk menggunakan credit card, maka satu-satunya cara adalah dengan putus hubungan dengan credit card.
Berturut-turut 5 credit card yang saya miliki berdasarkan persetujuannya adalah CitiBank, HSBC, ANZ, Danamon, dan Niaga. Awal mula memang sungguh nikmat. Walau tidak punya uang, tapi tetap bisa foya-foya dengan nilai uang sebesar pagu yang dipercayakan pada kita. Yang kenyataannya seakan-akan itu adalah uang kita. Sementara saya bukanlah pegawai yang mendapatkan penghasilan bulanan. Jadi mau tidak mau baru bisa membayar ketika ada dana proyek yang cair. Itu pun tidak bisa membayar lunas. Kadang cuma 80%nya, malahan ada yang cuma sebatas pembayaran minimal saja.
Akhirnya, sejak akhir 2004, ditengah himpitan pengeluaran yang sering kali lebih besar dari pemasukan, saya mulai menabuh genderang perang terhadap credit card.
Yang pertama saya habisi adalah ANZ. Alasan mendasar adalah karena petugas debt collectornya (atau lebih senang saya sebut dengan setan tanpa perasaan) sudah mulai mengganggu ketenangan orang tua saya. Setan-setan itu sering kali menteror orang tua saya, menjatuhkan martabat saya, menyampaikan berita yang kurang benar, tujuannya satu agar orang tua saya merasa terganggu dan segera mendorong saya untuk menyelesaikan tagihan-tagihan saya. Dan alhamdulillah, awal 2005 ANZ berhasil saya habisi.
Yang kedua adalah HSBC. Pertengahan 2006 saya berhasil putus hubungan dengannya. Itupun ada cerita berbau penipuan yang harus saya alami untuk menyelesaikannya. Sebenarnya saya senang dengan HSBC ini. Tentu saja karena sangat cocok dengan program-programnya yang berhubungan dengan restoran. Saya benar-benar merasa termanjakan dengan All You Can Eat ala HSBC. Mungkin jika saya sudah merasa mampu menjadi manusia yang bijak memanfaatkan Credit Card, mungkin saya ingin untuk membuka aplikasi Credit Card HSBC lagi.
Nah, pada awal 2007, saya juga berhasil putus hubungan dengan CC Danamon, setelah melalui perjalanan panjang nan melelahkan.
Kini yang tersisa hanya CitiBank dan Niaga. Untuk sementara kedua CC itu masih selamat nasibnya dari PHK (putus hubungan kartu). Karena ternyata saya merasa sudah mulai bijak untuk menggunakannya.
Sekedar tips :
- Pastikan menggunakan CC jika kita tahu betul bahwa sebelum tagihan CC dicetak, kita sudah mampu melunasinya hingga tidak ada tanggungan sama sekali.
- Pastikan menggunakan CC hanya sebagai penunda pengeluaran. Maksudnya sebenarnya kita punya uang, namun kita memilih menggunakan CC supaya pengeluaran kita tertunda. Dan penggunaan CC harus diiringi pembekuan uang kita sejumlah yang kita gunakan pada CC. Misalnya kita menggunakan CC sebesar 100rb, maka uang 100rb di tabungan kita sudah tidak boleh diutak-atik lagi karena sudah dialokasikan untuk melunasi tagihan CC.
- Pastikan tidak menggunakan CC pada tenant-tenant yang memberikan charge tambahan. Biasanya pada barang-barang elektronika, penjual mengenakan charge hingga 3%.
- Sebaiknya CC tidak disimpan secara permanen pada dompet kita. Melainkan cukup diletakkan di laci meja.
- Gunakan CC setelah cocok dengan harga barang yang kita beli. Jika ada yang lebih murah dengan tunai, sebaiknya kita beli ditempat tersebut.
1 comment:
Dear pak salim,
saya rushlee, saya ingiin berbagi dengan bapak, karena saat ini sayapun punya pengalaman yang sama utamanya tentang kartu kredit, saat saya menulis ini, saya sudah action, KK mandiri saya sudah saya tutup, sekarang yang sisa HSBC, citibank, ANZ, kartu belanja carfur, ABN AMRO, Manhattan, selama ini saya bingung, kenapa kok gak bisa nabung, or menyisihkan hasil usaha saya, istri saya sering tanya, bulan ini dapat berapa mas, dan sayapun gak bisa jawabnya, karnea sebagian besar hasilnya untuk melunasi KK saya, berkah bagi saya masuk dalam komunitas SSR, dan membaca pengalaman2 kawan semua termasuk bapak. Rencana saya berikutnya adalah menutup berturut-turut manhattan, ANZ dan ABN AMRO, sengaja saya sisakan tiga yaitu kartu belanja, HSBC dan citibank, untuk KK bank asing karena saya masih suka belanja via internet, so dg adanya HSBC dan citibank bisa membantu saya........dan alhamdulillah sekarang saya lebih bijak memakai KK, ya itu karena banyak dapat sharing dari temen2 SSR, salam sukses dari saya, terima kasih pak
RUSHLEE
anas.lee@yahoo.co.id
NB : pak, bisa ajari saya bikin blogger seperti bapak, sori, gatek saya pak, tks, via japri juga boleh
Post a Comment