Semangat membara untuk mengakhiri hubungan dengan credit card, kadang kala harus melalui perjalanan panjang nan melelahkan.
Untuk kasus Credit Card (CC) Danamon, bermula dari pemblokiran secara tiba-tiba hingga teller yang salah memasukkan data pembayaran mewarnai proses penutupan CC Danamon ini.
Selain urusan CC, sebenarnya saya juga seringkali merana dengan produk Danamon lainnya. Saya harus merelakan 29.800,00 melayang tiap bulan untuk administrasi dan denda karena saldo saya di bawah 1jt. Padahal sebelumnya saya merasa bangga dengan Danamon ini. Bank inilah yang pertama-tama (menurut yang saya tahu) yang memfungsikan satpamnya sebagai penerima tamu. Dengan senyumnya yang manis, satpam-satpam itu rela untuk membukakan pintu pada setiap nasabah yang datang.
Namun, sejak awal 2006, saya mulai kecewa.
"Pak, karena saldo Bapak di bawah 1jt, maka dikenakan denda sebesar 20rb, pak."
Asem, BCA aja gak kayak gitu aturannya. Kalo malak nasabah, jangan begini dong caranya.
Kembali ke CC Danamon. Sekitar September 2006, saya tidak membayar tagihan CC. Sehingga pada akhir bulan tersebut tiba-tiba CC Danamon diblokir. Saya anggap wajar, karena saya memang tahu bahwa pembayaran bulan ini mengalami keterlambatan. Pada awal Oktober 2006 saya melakukan pembayaran. Beranggapan bahwa kartu sudah dapat digunakan, maka saya sempat menggunakannya ketika berbelanja. Namun CC tersebut tetap tidak dapat digunakan. Masih diblokir.
Merasa aneh, akhirnya saya menghubungi petugas Danamon melalui call centernya. Saya mendapatkan jawaban bahwa status saya adalah blokir dari BI karena ada CC saya yang bermasalah. Jawaban yang tidak bisa saya terima, karena kenyataannya 2 CC saya lainnya baik-baik saja, dan tetap dapat digunakan untuk bertransaksi. Petugas pun tidak dapat menjelaskan lebih jauh.
Kecewa diperlakukan demikian, akhirnya saya memutuskan untuk tidak membayar sisa tagihan hingga permasalahan blokir tidak jelas ini selesai. Bagaimana pun ini adalah keputusan yang salah. Alih-alih masalah blokir selesai, justru malah setan-setan penagih yang bergentayangan menteror. Denda ini itu tetap harus saya terima. Bunga berbunga pun tetap bekerja. Ternyata saya hanya mampu bergeming selama 3 bulan saja. Akhirnya pada Januari 2007 saya mengalah, dan kembali melakukan pembayaran sekaligus rencana untuk menutup CC secepatnya.
Karena kebutuhan yang sangat banyak menjelang kelahiran putri pertama saya, rencana menutup CC tertunda. Sudah puluhan telepon dari Danamon yang harus saya terima untuk penawaran ini itu tentang rencana penutupan. Makin lama gelombang telepon dari Danamon semakin santer saja. Baik petugas yang dari Danamon Jakarta, hingga petugas dari Danamon Surabaya sendiri. Seakan-akan saya ini menjadi umpan yang diperebutkan oleh mereka. Semua menawarkan diri untuk menghandle saya. Saya sempat heran, Bank sebesar Danamon kok sepertinya tidak punya data perlakuan terhadap nasabah. Sehingga masing-masing petugas merasa dia yang bertanggung jawab menghandle saya.
Seperti yang kita tahu, bahwa bagi Nasabah CC yang menutup CC-nya, akan mendapatkan discount. Demikian pula dengan saya. Berbagai itung-itungan ditawarkan petugas Danamon. Dari sekian metode itung-itungan, saya memilih salah satu petugas yang saya percaya untuk menghandle proses penutupan CC saya. Petugas ini untuk selanjutnya saya sebut Mbak D. Sementara itu, petugas lain tetap menawarkan ini itu, saya tetep keukeuh dengan Mbak D.
Akhirnya, Mei 2007. Kesempatan menutup CC datang juga. Berbekal hitung-hitungan yang telah diberikan oleh Mbak D, saya pun melunasi tagihan di Bank Danamon BEJ Sudirman - Jakarta pada Jumat, 4 Mei 2007, jam 8:45 WIB. Diiringi dengan perasaan lega, saya meninggalkan teller tanpa memeriksa bukti pembayaran saya. Bukti tersebut segera saya lipat dan saya masukkan pada dompet. Mbak D segera saya hubungi, dan sorenya saya sempatkan untuk mengirimkan copy slip pembayaran, KTP, plus CC saya via fax. Mbak D pun memberi info bahwa tanggungan saya untuk CC Danamon sudah lunas. Surat pelunasan pun segera diproses untuk selanjutnya akan dikirim via pos ke alamat penagihan saya.
Senin, 7 Mei 2007, sekitar jam 8 pagi saya dihubungi kembali oleh petugas Danamon Surabaya menanyakan tentang tagihan saya. Tentu saja saya heran, bukannya saya sudah menyelesaikan urusan tanggungan saya, kok masih di telepon juga. Langsung saja saya jelaskan bahwa saya sudah lunas, bla bla bla ...
Siangnya, kembali saya dihubungi oleh petugas yang berbeda. Tetap menanyakan tentang tagihan saya. Emosi juga nih, emangnya sistem informasi di Danamon sedang error atau bagaimana seh, kok sampai antar petugas saja saling tidak tahu menahu. Langsung deh Mbak D saya hubungi dan saya jelaskan tentang perlakuan yang saya alami. Dan Mbak D hanya bisa memastikan bahwa saya sudah lunas. Jika ada yang menghubungi bilang saja sudah lunas.
Selasa, 8 Mei 2007, sekitar jam 8 pagi kembali saya menerima telepon dari Danamon. Tetap untuk menanyakan tentang tagihan saya. Merasa ada yang janggal, saya segera melihat ke bukti pembayaran yang tersimpan di dompet. Olala ... ternyata teller salah memasukkan data. Seharusnya 4 digit terakhir kartu CC saya adalah 4003, namun dimasukkan ke kartu dengan 4 digit terakhirnya 4000.
Siangnya, terpaksa saya harus meluangkan waktu untuk mendatangi Danamon Card Center di PangSud Surabaya. Dengan dibantu petugas di lantai 3, saya membuat surat pernyataan tentang kekeliruan yang terjadi. Mbak D pun tidak lupa saya hubungi.
Beberapa saat kemudian Mbak D menghubungi kembali, dan memberi tahu bahwa kesalahan tersebut segera akan dikoreksi. Dan meyakinkan saya bahwa proses penyelesaian surat bukti pelunasan tetap berlanjut.
Ternyata, Rabu, 9 Mei 2007, sekitar jam 2 siang, kembali petugas Danamon menghubungi saya. Sambil menyumpah-nyumpah dalam hati terhadap Bank segoblok ini, saya berusaha menjelaskan kronologis kejadian kepada petugas tersebut, sambil menyarankan agar sebelum menghubungi nasabah, lebih baik pastikan dulu data-data terkini yang ada di Bank tersebut. Termasuk surat pernyataan yang saya buat di lantai 3 DCC di PangSud. Banyaknya petugas serta banyaknya nasabah yang harus ditangani kembali dijadikan dalih oleh petugas tersebut.
Hingga saat ini, saya tidak tahu, apakah siang nanti masih ada lagi petugas Danamon yang menghubungi saya. Kalau masih ada, dan isinya menanyakan tentang pembayaran tagihan, pasti akan langsung saya pisuhi.
Ternyata benar saja, tetap ada petugas Danamon yang menelepon sekitar jam 11 siang. Tapi kali ini lain. Bukan untuk menanyakan tentang tagihan, melainkan mengkonfirmasi, bahwa setoran terakhir saya yang salah masuk itu sudah dikoreksi. Alhamdulillah, brarti misi putus hubungan dengan CC Danamon sudah sukses.
Untuk kasus Credit Card (CC) Danamon, bermula dari pemblokiran secara tiba-tiba hingga teller yang salah memasukkan data pembayaran mewarnai proses penutupan CC Danamon ini.
Selain urusan CC, sebenarnya saya juga seringkali merana dengan produk Danamon lainnya. Saya harus merelakan 29.800,00 melayang tiap bulan untuk administrasi dan denda karena saldo saya di bawah 1jt. Padahal sebelumnya saya merasa bangga dengan Danamon ini. Bank inilah yang pertama-tama (menurut yang saya tahu) yang memfungsikan satpamnya sebagai penerima tamu. Dengan senyumnya yang manis, satpam-satpam itu rela untuk membukakan pintu pada setiap nasabah yang datang.
Namun, sejak awal 2006, saya mulai kecewa.
"Pak, karena saldo Bapak di bawah 1jt, maka dikenakan denda sebesar 20rb, pak."
Asem, BCA aja gak kayak gitu aturannya. Kalo malak nasabah, jangan begini dong caranya.
Kembali ke CC Danamon. Sekitar September 2006, saya tidak membayar tagihan CC. Sehingga pada akhir bulan tersebut tiba-tiba CC Danamon diblokir. Saya anggap wajar, karena saya memang tahu bahwa pembayaran bulan ini mengalami keterlambatan. Pada awal Oktober 2006 saya melakukan pembayaran. Beranggapan bahwa kartu sudah dapat digunakan, maka saya sempat menggunakannya ketika berbelanja. Namun CC tersebut tetap tidak dapat digunakan. Masih diblokir.
Merasa aneh, akhirnya saya menghubungi petugas Danamon melalui call centernya. Saya mendapatkan jawaban bahwa status saya adalah blokir dari BI karena ada CC saya yang bermasalah. Jawaban yang tidak bisa saya terima, karena kenyataannya 2 CC saya lainnya baik-baik saja, dan tetap dapat digunakan untuk bertransaksi. Petugas pun tidak dapat menjelaskan lebih jauh.
Kecewa diperlakukan demikian, akhirnya saya memutuskan untuk tidak membayar sisa tagihan hingga permasalahan blokir tidak jelas ini selesai. Bagaimana pun ini adalah keputusan yang salah. Alih-alih masalah blokir selesai, justru malah setan-setan penagih yang bergentayangan menteror. Denda ini itu tetap harus saya terima. Bunga berbunga pun tetap bekerja. Ternyata saya hanya mampu bergeming selama 3 bulan saja. Akhirnya pada Januari 2007 saya mengalah, dan kembali melakukan pembayaran sekaligus rencana untuk menutup CC secepatnya.
Karena kebutuhan yang sangat banyak menjelang kelahiran putri pertama saya, rencana menutup CC tertunda. Sudah puluhan telepon dari Danamon yang harus saya terima untuk penawaran ini itu tentang rencana penutupan. Makin lama gelombang telepon dari Danamon semakin santer saja. Baik petugas yang dari Danamon Jakarta, hingga petugas dari Danamon Surabaya sendiri. Seakan-akan saya ini menjadi umpan yang diperebutkan oleh mereka. Semua menawarkan diri untuk menghandle saya. Saya sempat heran, Bank sebesar Danamon kok sepertinya tidak punya data perlakuan terhadap nasabah. Sehingga masing-masing petugas merasa dia yang bertanggung jawab menghandle saya.
Seperti yang kita tahu, bahwa bagi Nasabah CC yang menutup CC-nya, akan mendapatkan discount. Demikian pula dengan saya. Berbagai itung-itungan ditawarkan petugas Danamon. Dari sekian metode itung-itungan, saya memilih salah satu petugas yang saya percaya untuk menghandle proses penutupan CC saya. Petugas ini untuk selanjutnya saya sebut Mbak D. Sementara itu, petugas lain tetap menawarkan ini itu, saya tetep keukeuh dengan Mbak D.
Akhirnya, Mei 2007. Kesempatan menutup CC datang juga. Berbekal hitung-hitungan yang telah diberikan oleh Mbak D, saya pun melunasi tagihan di Bank Danamon BEJ Sudirman - Jakarta pada Jumat, 4 Mei 2007, jam 8:45 WIB. Diiringi dengan perasaan lega, saya meninggalkan teller tanpa memeriksa bukti pembayaran saya. Bukti tersebut segera saya lipat dan saya masukkan pada dompet. Mbak D segera saya hubungi, dan sorenya saya sempatkan untuk mengirimkan copy slip pembayaran, KTP, plus CC saya via fax. Mbak D pun memberi info bahwa tanggungan saya untuk CC Danamon sudah lunas. Surat pelunasan pun segera diproses untuk selanjutnya akan dikirim via pos ke alamat penagihan saya.
Senin, 7 Mei 2007, sekitar jam 8 pagi saya dihubungi kembali oleh petugas Danamon Surabaya menanyakan tentang tagihan saya. Tentu saja saya heran, bukannya saya sudah menyelesaikan urusan tanggungan saya, kok masih di telepon juga. Langsung saja saya jelaskan bahwa saya sudah lunas, bla bla bla ...
Siangnya, kembali saya dihubungi oleh petugas yang berbeda. Tetap menanyakan tentang tagihan saya. Emosi juga nih, emangnya sistem informasi di Danamon sedang error atau bagaimana seh, kok sampai antar petugas saja saling tidak tahu menahu. Langsung deh Mbak D saya hubungi dan saya jelaskan tentang perlakuan yang saya alami. Dan Mbak D hanya bisa memastikan bahwa saya sudah lunas. Jika ada yang menghubungi bilang saja sudah lunas.
Selasa, 8 Mei 2007, sekitar jam 8 pagi kembali saya menerima telepon dari Danamon. Tetap untuk menanyakan tentang tagihan saya. Merasa ada yang janggal, saya segera melihat ke bukti pembayaran yang tersimpan di dompet. Olala ... ternyata teller salah memasukkan data. Seharusnya 4 digit terakhir kartu CC saya adalah 4003, namun dimasukkan ke kartu dengan 4 digit terakhirnya 4000.
Siangnya, terpaksa saya harus meluangkan waktu untuk mendatangi Danamon Card Center di PangSud Surabaya. Dengan dibantu petugas di lantai 3, saya membuat surat pernyataan tentang kekeliruan yang terjadi. Mbak D pun tidak lupa saya hubungi.
Beberapa saat kemudian Mbak D menghubungi kembali, dan memberi tahu bahwa kesalahan tersebut segera akan dikoreksi. Dan meyakinkan saya bahwa proses penyelesaian surat bukti pelunasan tetap berlanjut.
Ternyata, Rabu, 9 Mei 2007, sekitar jam 2 siang, kembali petugas Danamon menghubungi saya. Sambil menyumpah-nyumpah dalam hati terhadap Bank segoblok ini, saya berusaha menjelaskan kronologis kejadian kepada petugas tersebut, sambil menyarankan agar sebelum menghubungi nasabah, lebih baik pastikan dulu data-data terkini yang ada di Bank tersebut. Termasuk surat pernyataan yang saya buat di lantai 3 DCC di PangSud. Banyaknya petugas serta banyaknya nasabah yang harus ditangani kembali dijadikan dalih oleh petugas tersebut.
Hingga saat ini, saya tidak tahu, apakah siang nanti masih ada lagi petugas Danamon yang menghubungi saya. Kalau masih ada, dan isinya menanyakan tentang pembayaran tagihan, pasti akan langsung saya pisuhi.
Ternyata benar saja, tetap ada petugas Danamon yang menelepon sekitar jam 11 siang. Tapi kali ini lain. Bukan untuk menanyakan tentang tagihan, melainkan mengkonfirmasi, bahwa setoran terakhir saya yang salah masuk itu sudah dikoreksi. Alhamdulillah, brarti misi putus hubungan dengan CC Danamon sudah sukses.
2 comments:
sulit juga
Pak, berapa lama ya program diskon itu turun, dari waktu kita menunggak CC ? Karena saya ada tunggakan di danamon, saya tanyakan program diskon utk pelunasan, mereka bilang blm ada. Saya sdh 2bln ini menunggak
Post a Comment