Tuesday, October 17, 2006

Data KodePos Lengkap Indonesia

Jika Anda pernah merasa kesulitan mencari data kodepos alamat tertentu, maka hal itu sudah harus berlalu. Karena data kodepos seluruh Indonesia dapat diakses di sini.

Monday, October 16, 2006

Welcome PayPal

Tanpa sengaja, malam ini saya membuka-buka data salah satu mailing list (milis) yang saya ikuti. Dan, perhatian saya langsung tertuju pada postingan salah satu member dari milis tersebut tentang Paypal.

Sebagaimana diketahui, PayPal adalah salah satu media untuk urusan pembayaran pembelian, penerimaan dana, transfer, dan lain sebagainya. Pokoknya berkaitan dengan bayar membayar yang sering digunakan untuk transaksi melalui media internet. Banyak situs-situs yang memanfaatkan PayPal sebagai sarana untuk membayarkan biaya registrasi, biaya bulanan anggotanya, dan lain sebagainya. Banyak pula situs-situs yang berjualan sesuatu mewajibkan calon pembelinya untuk menggunakan media PayPal ini. Informasi lebih detail, ada di sini.

Nah, yang menjadi permasalahan adalah, PayPal tidak menerima pengguna yang memanfaatkan credit card terbitan Indonesia. Atau dengan kata lain, orang Indonesia ditolak oleh PayPal. Hal tersebut menandakan seberapa kritis image Indonesia di dunia maya ini.

Kini, saya sendiri kurang tahu persisnya sejak kapan, PayPal telah mencantumkan Indonesia sebagai salah satu negara jaringan PayPal.





Setidaknya, beberapa keinginan bertransaksi di internet, yang sebelumnya tidak bisa saya lakukan karena kendala PayPal ini, akhirnya dapat saya realisasikan dikemudian hari. Walau pada saat ini, saya sendiri belum tahu akan saya manfaatkan untuk apa.

Sunday, October 15, 2006

Blog Bunda-Bunda (Bundas) dari Dapur Bunda

Sekedar ingin sharing link tentang blog-blog yang dimiliki oleh para Bunda yang aktif di milis Dapur Bunda. Rata-rata berisi tentang menu masakan.

Semoga bermanfaat.

Bikinan Rumah
Bunda Andrieanne
Bunda Eliza
Bunda Femmy Jaco
Bunda Ine
Bunda Ine Sena
Bunda Inong (Alm.)
Bunda Irma
Bunda Monica
Bunda Ninie
Bunda Sylvie
Bunda Vita

Blog Humor

Jalan-jalan di halaman blog, atau lazim dikenal dengan istilah blogwalking ternyata banyak menemukan hal-hal yang kadang kala menyenangkan.

Salah satunya di sini nih :
skoltada.zip.net

Blog ini berisi foto-foto lucu, yang sayang sekali untuk dilewatkan. Salah satunya adalah seperti ini :


Saturday, October 14, 2006

Anda Pengemis ? Bukan, Mas. Saya Pengamen.

Tahu campur yang sedang saya lahap ini, memang merupakan salah satu makanan favorit saya. Ada banyak penjual tahu campur di Surabaya yang sudah saya singgahi secara periodik.

Sebagaimana biasanya, saya menikmati tahu campur ini dengan nikmatnya. Tahu campur dengan porsi sayur yang lebih banyak dari biasanya, serta sambel yang cukup banyak, dengan petisnya yang juga banyak. Pesanan standar saya persis seperti biasanya saya memesan tahu campur.

Ditengah suasana nikmat tersebut, tiba-tiba .... jreng ... melantunlah sebuah lagu dari dua orang pemuda tanggung. Yang satu memainkan gitar, yang satunya lagi membawa botol berisi beras sambil menggoyang-goyangkannya mengiringi alunan lagu. Sebuah lagu yang sedang hits saat ini. Ternyata mereka adalah pengamen.

Karena lumayan merdu, dan dengan iringan petikan gitar yang lumayan enak didengar, tidak rugi rasanya mengeluarkan lembaran uang ribuan untuk saya berikan padanya. Dan, ups ... begitu uang telah diterima, tiba-tiba lagu yang sedang memasuki alinea reff-nya, berhenti begitu saja. Dan pengamen itu berlalu, meninggalkan saya yang masih terbengong-bengong, keki, bete, dan sebagainya. Bahkan dalam hati sampai terlintas ucapan sumpah serapah yang memang masih berat untuk keluar dari mulut saya.

Dasar Pengemis .... !!!
Demikian kira-kira makian yang akan keluar. Jika tidak saya tahan semaksimal mungkin. Pengamen yang langsung ngacir setelah menerima uang dari audiens bagi saya tak ubahnya seperti pengemis yang bermodal gitar dan alat musik lainnya hanya sebagai alat bantu.

Akhirnya kekecewaan itu, merembet mengingatkan saya ke kekecewaan-kekecewaan lain yang pernah terjadi sebelumnya. Kecewa yang menyebabkan saya seringkali enggan memberikan sepeser pun kepada para pengemis yang mengaku pengamen ini.

Monday, October 09, 2006

Pengamen pun Bisa Jadi Ustadz

Jika kita mendapatkan nasehat, janganlah dilihat siapa yang menasehati. Melainkan lihatlah apa isi nasehat tersebut.

Ketika saya sedang perjalanan tugas di Jakarta. Tepatnya tanggal 7 hingga 10 Oktober 2006. Selama itu pula saya memanfaatkan jasa angkutan umum untuk keperluan mobilitas saya. Diantaranya adalah bis dan metromini.

Keberadaan bis dan metromini selalu diiringi dengan keberadaan pengamen yang datang silih berganti. Dalam satu rute perjalanan, kadang bisa mencapai 5 hingga 6 pengamen yang bergantian unjuk kemampuan untuk menghibur penumpang.

Nah, hubungannya dengan bulan puasa adalah selama saya naik bis atau metromini, semua pengamen yang beraksi, mendendangkan lagu-lagu bernuansa religi. Tak ubahnya para artis ibukota yang sering kebanjiran order-order bernuansa religi ketika bulan puasa tiba.

Keberadaan pengamen-pengamen tersebut sering kali mampu menjadikan bulu kuduk berdiri. Nyanyian-nyanyian yang mengingatkan akan adanya mati, hari pembalasan, rindu Ilahi, dan sejenisnya. Rasanya sangat berbeda ketika lagu tersebut dinyanyikan oleh pengamen, yang notabene hidup dalam keterbatasan, jika dibandingkan dengan penyanyinya sendiri.

Sungguh nasehat-nasehat yang mampu membuat hati tetap ingat pada Ilahi ditengah-tengah rutinitas yang seringkali lebih senang melenakan kita. Rutinitas yang seringkali hanya berupa canda dan senda gurau yang mengisi kehidupan kita.

Wednesday, October 04, 2006

Lebaran Lagi, Mudik Lagi, Desak-Desakan Lagi

Setiap tahun, lebaran selalu menjadi event yang paling fenomenal. Dari berbagai sumber, kejadian-kejadian itu ternyata hanya terjadi di beberapa negara rumpun melayu. Salah satunya adalah INDONESIA. Bahkan mungkin Indonesia adalah negara paling heboh ketika lebaran sudah tiba.

Diantara yang heboh-heboh itu, yang paling heboh menurut saya adalah aktivitas M.U.D.I.K ...

Ketika masa mudik tiba, kota-kota besar yang biasanya penuh sesak aktivitas warganya, tiba-tiba menjadi lengang. Kota yang biasanya berwarna abu-abu, tiba-tiba menjadi cerah. Kecepatan rata-rata kendaraan yang semula 40 km/jam tiba-tiba berubah menjadi 100 km/jam. Faktanya, mayoritas penduduk kota besar adalah kaum pendatang. Datang dari berbagai pelosok negeri. Dan pada akhirnya, untuk rutinitas mudik ini, mereka harus meninggalkan aktivitas mereka, untuk berbondong-bondong menuju kampung halamannya.

Coba perhatikan sarana-sarana transportasi pada hari-hari menjelang lebaran. Mulai dari bis, kereta, kapal laut, pesawat. Semua calon penumpang saling berebut untuk bisa mendapatkan tempat. Akhirnya, hukum ekonomi sering kali terjadi. Biaya perjalanan menjadi berlipat. Kadang lipat dua, lipat tiga, kadang lebih.

Apalagi jika kita lebih fokus memperhatikan satu atau dua hari menjelang lebaran. Stasiun kereta, terminal bus, maupun bandara yang semula biasa-biasa saja tingkat kesibukannya, melonjak tajam menjadi seperti lautan manusia. Kalau sudah begini, keamanan, kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa sering kali terabaikan.

Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah MENGAPA HAL INI BISA TERJADI DI BUMI INDONESIA TERCINTA ? Mungkin semua orang sudah tahu jawabannya. Bahkan saya sendiri terpaksa harus mengalami kejadian yang mengharuskan saya tidak tidur 3 hari supaya pekerjaan cepat selesai, dan segera mendapatkan ijin pulang dari client yang saya tangani. Tepatnya itu terjadi tahun 2005. Saat itu saya sedang tergabung dalam sebuah proyek pengembangan sistem informasi supermarket di Sorong. H-1, akhirnya saya berhasil pulang.

Pulang ??? Tujuan utamanya adalah agar bisa bertemu dengan sanak saudara, famili, kerabat, handai taulan, bahkan mantan-mantan pacar jika memungkinkan juga akan ditemui. Hehehe ...

Apakah memang ini menjadi sebuah keharusan. Tentu saja tidak. Tapi jika saya tanya satu persatu. Tentu hampir semua jawaban yang saya terima adalah : Ya, bagaimana pun caranya saya harus pulang. Apalagi jika yang saya tanya masih memiliki orang tua yang masih mengagungkan event saling berkumpul pada saat lebaran.

Kembali ke kejadian saya sewaktu masih di Sorong. Jujur saja saya akui, tidak seratus persen motivasi saya adalah untuk bertemu dengan yang saya sebutkan sebelumnya. Justru yang paling memotivasi saya untuk ada di tengah keluarga pada saat lebaran adalah ingin membahagiakan orang tua. Ingin mereka bisa senang melihat anak-anaknya ada di antara mereka, dengan keadaan sehat wal afiat tentunya.

Akhirnya, perjalanan menuju kampung halaman, ritual maaf memaafkan, kunjung-kunjung ke tetangga yang kadang kenal saja tidak, akhirnya kembali akan menghiasi penjuru negeri ini dalam waktu yang tidak lama lagi.

Selamat ber-mudik ria, semoga selamat dalam perjalanan. Bisa bertemu dengan keluarga. Bisa menjalin tali silaturrahim. Dan ... akhirnya bisa kembali, juga tetap dalam keadaan sehat wal-afiat.

Monday, October 02, 2006

Nuansa Tarawih Ramadhan 1427H di Masjid-Masjid Surabaya

Safari Masjid, demikian banyak orang mengatakannya. Walau tidak secara teratur setiap malam, dan tentu saya tidak setiap tahun, namun kebiasaan ini sudah aku lakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Sederhananya, setiap malam untuk menjalankan shalat tarawih, saya mendatangi masjid-masjid yang berbeda yang ada di kota yang saya tinggali ketika Ramadhan ini. Tahun lalu, saya melakukannya dengan mendatangi beberapa masjid yang ada di kota Sorong - Papua.

Ramadhan 1427H kali ini, saya memulai safari masjid pada malam ramadhan yang kedua. Berikut ini adalah uraian safari ramadhan malam demi malam.

Malam #02, Masjid Muhajirin KotaMadya Surabaya
Masjid ini merupakan masjid yang berdiri di area Balai Kota Surabaya. Dan memang merupakan masjid milik Pemkot Surabaya yang juga dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Masjid ini terletak di Jl. Jimerto 25-27 Surabaya. Jamaah yang datang masih sangat ramai. Masjid kelihatan sangat penuh.

Tarawih di Masjid ini menggunakan aturan 8 rakaat, dilanjutkan dengan ceramah dan diakhiri dengan witir (2 + 1 rakaat). Ceramah yang disampaikan berisi tentang pentingnya tidak sekedar menahan lapar dan haus saja ketika berpuasa. Namun juga menjaga diri untuk senantiasa meningkatkan amal ibadah dan menjauhi segala bentuk pekerjaan yang dilarang. Hal ini bertujuan agar dalam menjalankan puasa, kita mampu mencapai target yang telah digariskan oleh Allah. Target tersebut adalah Laallakum tattaquun (supaya kamu menjadi orang yang bertaqwa).

Pada Masjid ini, jamaah putra diletakkan di lantai 1, sementara jamaah putri diletakkan di lantai 2. Dahulu, sebelum mengalami renovasi, jamaah putra diletakkan di lantai 2, sementara jamaah putri diletakkan di lantai 3.

Malam #03, Masjid ITS Surabaya
Masjid ITS berada di dalam kawasan kampus ITS, Sukolilo - Surabaya. Saya kurang tahu persis kapan berdirinya.

Setelah shalat Isya' berjama'ah, diadakan ceramah yang kebetulan malam itu dibawakan oleh Rektor ITS, pak M. Nuh. Dilanjutkan dengan shalat Tarawih 8 rakaat, dan diakhiri dengan witir (3 rakaat). Yang menjadi imam sholat berjamaah ini, adalah imam yang sama semenjak saya pertama kali masuk ITS, tahun 1995. Sayangnya, saya tidak tahu namanya. (Ternyata namanya adalah Imam Maksum. Ini berdasarkan informasi dari Rekan Fahmi, yang telah mengunjungi blog ini)

Jamaah putra mengisi hampir semua area ruang utama masjid. Ketika saya toleh ke belakang, rupanya shaft yang kosong hanya tersisa 2 shaft saja. Sementara jamaan putri, berada para area belakang masjid, dan sebagian pada lantai 2.

Oh ya, hampir lupa. Masjid ini bernama Masjid Manarul Ilmi. Masjid yang saat saya shalat berjamaah itu, sedang mengalami renovasi perluasan pada area sebelah kiri masjid. Area yang berada antara masjid, dan ruang wudhu.

Satu hal lagi yang masih tetap ada, yaitu adanya tempat wudhu darurat yang berbentuk dingklik'an yang di atasnya terdapat beberapa timba cor yang dilubangi. Untuk menggunakannya jamaah harus menimba pada kolam tandon. Walau saat itu jamaah yang datang masih sepi, dan ruang wudhu masih relatif kosong, saya justru bernostalgia dengan berwudhu di tempat wudhu darurat tersebut.

Malam #06, Masjid UNAIR Surabaya
Seharusnya saya merencanakan malam ini untuk shalat Tarawih di Masjid Al-Falah, Raya Darmo. Namun karena beberapa kesibukan, membuat saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk perjalanan menuju masjid tersebut.

Akhirnya pilihan jatuh ke Masjid UNAIR Surabaya. Masjid ini berada di dalam kawasan kampus B UNAIR, Jl. Dharmawangsa - Surabaya. Ketika saya datang, terlihat sudah banyak jamaah putri memadati area sebelah kiri masjid. Sementara di area utama, tempat jamaah putra, masih terlihat banyak celah-celah kosong yang belum terisi.

Pelaksanaan Sholat Isya' diawali dengan beberapa pengumuman oleh takmir masjid. Selanjutnya Sholat Isya' berjamaah dimulai. Dilanjutkan dengan ceramah yang membahas tentang hal-hal yang dilatih dalam ibadah puasa. Yaitu Jujur serta Sabar. Sementara Sabar sendiri dibagi lagi menjadi sabar ketika beribadah, sabar dari perbuatan tercela, serta sabar ketika ditimpa musibah.

Kemudian, dilanjutkan dengan Shalat Tarawih 8 rakaat yang ditutup dengan Witir 3 rakaat. Urut-urutan yang sama seperti yang dilaksanakan di Masjid Manarul Ilmi ITS.

Malam #09, Masjid Al-Falah Surabaya
Akhirnya kesampaian juga untuk menjalankan shalat Tarawih berjamaan di Masjid Al-Falah Surabaya. Masjid ini terletak di Jalan Darmo, tepatnya di seberang Kebun Binatang Surabaya.

Sengaja saya datang lebih awal, untuk melihat situasi menjelang berlangsungnya sholat berjamaah. Parkir motor sudah mulai banyak terisi, sementara parkir mobil sudah mulai terlihat berbaris di Jl. Darmo. Dan beberapa terdapat di sebelah kanan masjid (jalan apa ya namanya ?).

Kemudian datanglah waktu Adzan. Antrian wudhu sudah mulai terlihat ramai. Wudhu di masjid ini memang sangat menyenangkan, karena airnya yang cukup deras dan segar.

Jamaah mulai menempati barisan shaft untuk mendengarkan ceramah. Ya, memang di masjid ini ternyata ceramah agama diberikan sebelum sholat Isya'. Ceramah kali ini dibawakan oleh seorang dokter. DR. Dr. HM. Yunus, Sp. RM. Nama yang saya ketahui dari selebaran yang dibagikan.

Sebagai dokter, ternyata materi yang dibawakan tidak lain adalah masalah kesehatan. Disampaikan bahwa selama satu hari, sedikitnya umat Islam berdoa meminta diberi kesehatan itu sebanyak 17 kali. Doa yang dibaca pada duduk diantara 2 sujud. Namun doa sebenarnya hanya visi dan misi. Harus ada tindak lanjut berikutnya. Sayangnya, kebanyakan dari kita, umat Islam, hanya berhenti sampai di visi dan misi itu saja. Misalnya saja, banyak umat Islam yang berdoa minta kesehatan sampai 17 kali sehari, tapi masih merokok, masih makan tanpa batasan, tidak pernah memeriksakan diri ke laboratorium dan lain sebagainya.

Setelah ceramah, sholat Isya' berjamaah pun dimulai. Dilanjutkan dengan sholat tarawih (8 rakaat) dan sholat witir (3 rakaat).