Sebagai penggemar F1, memang saya jarang sekali hadir di acara nobar (Nonton Bareng).
Tentu bukan karena saya nggak punya teman yang menemani ikutan acara tersebut. Tapi lebih karena rata-rata acara tersebut diadakan di tempat ber-AC. Lho bukannya tambah enak ? Iya sih ... asalkan ditambahi pula dengan fasilitas larangan merokok di sana. Kenyataannya, berada di tempat ber-AC dengan perokok yang tetap aktif merokok di sana lebih merana dari pada di ruang tak ber-AC. Pulangnya, pasti aroma asap rokok langsung melekat erat dari baju, kaos, jaket, hingga celana dalam. Tak ada ampun, mereka semua harus segera dicuci dan tidak bisa dipakai lagi.
Namun, keengganan berhadapan dengan ruang ber-AC + asap rokok, tidak menyurutkan keinginan saya untuk tetap ambil bagian nonton bareng F1 Spanyol Minggu malam 13 Mei 2007.
Karena informasi rekan, yang menyatakan harus dateng lebih awal biar kebagian tempat duduk, akhirnya sejak setelah sholat Magrib saya segera menuju ke Hotel Sheraton. Bahkan saya sampai membatalkan rencana ke Travel Agent untuk menebus booking yang sudah saya lakukan sebelumnya via situs salah satu maskapai penerbangan kita.
Sampai di tujuan, sekitar pukul 18.10, Kawi Longue sudah mulai banyak pengunjung. Namun tetap saja jumlah kursi kosong masih lebih banyak dari jumlah kursi yang telah terisi. Singkat cerita, dengan tiket masuk 25rb, saya sudah berada di dalam. Memilih kursi kosong yang nyaman, sambil celingak celinguk mencari orang yang saya kenal.
Bukannya sombong, tapi cuman yakin. Bahwa pasti ada 1 atau 2 orang yang saya kenal juga ikutan di acara ini. Karena ini Surabaya. Di mana setiap acara yang saya datangi selalu saja ketemu dengan 1 atau 2 orang yang saya kenal.
Ternyata, ada sih beberapa wajah yang familiar. Tapi saya nggak kenal dengan mereka. Apalagi mereka, pasti nggak kenal dengan saya. Akhirnya saya memilih duduk di kursi tepat di tengah-tengah arah layar lebar yang ada. Jadi biar bisa nonton tepat lurus.
Tak perlu menunggu lama, ternyata apa yang saya yakini terjadi. Sekitar pukul 18.25, dari arah pintu masuk saya melihat orang yang sangat familiar. Dia adalah salah satu senior saya waktu kuliah di Informatika ITS dulu. Langsung saja saya hampiri dan berlanjut dengan obrolan sana sini, mulai tentang F1 hingga pekerjaan.
Tidak beberapa lama kemudian, datang lagi mantan dosen saya yang juga pendukung berat AC Milan. Yang dulu tampak subur, namun skarang nampak langsing sekali, jauh lebih langsing dari saya.
Pukul 18.40, pengisi acara memulai meramaikan ruangan yang sudah mulai penuh terisi penggemar-penggemar F1. Baik yang dari Surabaya maupun yang dari luar kota. Acara jadi gayeng, hingga kemudian senyap ketika detik-detik start lomba.
Lampu merah mulai hidup satu persatu. Hingga kemudian mati bersamaan. Race dimulai. Hamilton, seperti biasa menunjukkan kelihaiannya dengan mendahului Kimi. Sementara Alonso berusaha mengalahkan Massa pada belokan sempit. Massa yang terkenal bengal, tentu saja tidak mau kalah. Mobil tetap dipacu, walau membuka peluang kecelakaan sangat besar. Untungnya kecelakaan tidak perlu terjadi, tapi Alonso terpaksa harus ke gravel dan membuatnya turut ke posisi 4.
Lap demi lap dilalui. Diwarnai dengan rontoknya pembalap satu persatu. Baik karena kerusakan mesin, kecelakaan, hingga karena kesalahan-kesalahan tim ketika pembalap melakukan pitstop. Termasuk Kimi yang harus pensiun dini di race ini sejak lap 7. Race diakhiri dengan menempatkan Massa - Hamilton - Alonso pada podium.
Khusus untuk Hamilton, berarti ini adalah podium ke-4 pada race ke-4nya di F1 musim ini. Mampu menciptakan hattrick runner-up nya juga menjadi kehebatan tersendiri dari seorang rookie. Sayang dia belum berhasil juara, sebagaimana yang telah diraih JV pada race ke-4 nya dahulu pada musim 1997.
Sementara itu, race ini juga menjadi moment menarik dari Takuma Sato - Super Aguri. Point pertama (walau cuman 1 point) telah diraih. Suatu prestasi yang membanggakan bagi tim sekelas Super Aguri. Bahkan Honda yang mesinnya dipakai oleh Super Aguri saja, belum mampu memecahkan telur pointnya. Padahal Jenson Button dan Barichello ada di sana.
Setelah race berakhir, ajang pengundian door price berlanjut. Alhamdulillah saya mendapatkan voucher dari salon mobil senilai discount 50%. Tarif salon mobil tersebut 100rb, kalau 50%nya berarti 50rb. Lumayan, dengan tiket masuk 25rb sudah mendapatkan orange juice, ramenya nonton bareng, plus kembalian senilai 50rb.
Tentu bukan karena saya nggak punya teman yang menemani ikutan acara tersebut. Tapi lebih karena rata-rata acara tersebut diadakan di tempat ber-AC. Lho bukannya tambah enak ? Iya sih ... asalkan ditambahi pula dengan fasilitas larangan merokok di sana. Kenyataannya, berada di tempat ber-AC dengan perokok yang tetap aktif merokok di sana lebih merana dari pada di ruang tak ber-AC. Pulangnya, pasti aroma asap rokok langsung melekat erat dari baju, kaos, jaket, hingga celana dalam. Tak ada ampun, mereka semua harus segera dicuci dan tidak bisa dipakai lagi.
Namun, keengganan berhadapan dengan ruang ber-AC + asap rokok, tidak menyurutkan keinginan saya untuk tetap ambil bagian nonton bareng F1 Spanyol Minggu malam 13 Mei 2007.
Karena informasi rekan, yang menyatakan harus dateng lebih awal biar kebagian tempat duduk, akhirnya sejak setelah sholat Magrib saya segera menuju ke Hotel Sheraton. Bahkan saya sampai membatalkan rencana ke Travel Agent untuk menebus booking yang sudah saya lakukan sebelumnya via situs salah satu maskapai penerbangan kita.
Sampai di tujuan, sekitar pukul 18.10, Kawi Longue sudah mulai banyak pengunjung. Namun tetap saja jumlah kursi kosong masih lebih banyak dari jumlah kursi yang telah terisi. Singkat cerita, dengan tiket masuk 25rb, saya sudah berada di dalam. Memilih kursi kosong yang nyaman, sambil celingak celinguk mencari orang yang saya kenal.
Bukannya sombong, tapi cuman yakin. Bahwa pasti ada 1 atau 2 orang yang saya kenal juga ikutan di acara ini. Karena ini Surabaya. Di mana setiap acara yang saya datangi selalu saja ketemu dengan 1 atau 2 orang yang saya kenal.
Ternyata, ada sih beberapa wajah yang familiar. Tapi saya nggak kenal dengan mereka. Apalagi mereka, pasti nggak kenal dengan saya. Akhirnya saya memilih duduk di kursi tepat di tengah-tengah arah layar lebar yang ada. Jadi biar bisa nonton tepat lurus.
Tak perlu menunggu lama, ternyata apa yang saya yakini terjadi. Sekitar pukul 18.25, dari arah pintu masuk saya melihat orang yang sangat familiar. Dia adalah salah satu senior saya waktu kuliah di Informatika ITS dulu. Langsung saja saya hampiri dan berlanjut dengan obrolan sana sini, mulai tentang F1 hingga pekerjaan.
Tidak beberapa lama kemudian, datang lagi mantan dosen saya yang juga pendukung berat AC Milan. Yang dulu tampak subur, namun skarang nampak langsing sekali, jauh lebih langsing dari saya.
Pukul 18.40, pengisi acara memulai meramaikan ruangan yang sudah mulai penuh terisi penggemar-penggemar F1. Baik yang dari Surabaya maupun yang dari luar kota. Acara jadi gayeng, hingga kemudian senyap ketika detik-detik start lomba.
Lampu merah mulai hidup satu persatu. Hingga kemudian mati bersamaan. Race dimulai. Hamilton, seperti biasa menunjukkan kelihaiannya dengan mendahului Kimi. Sementara Alonso berusaha mengalahkan Massa pada belokan sempit. Massa yang terkenal bengal, tentu saja tidak mau kalah. Mobil tetap dipacu, walau membuka peluang kecelakaan sangat besar. Untungnya kecelakaan tidak perlu terjadi, tapi Alonso terpaksa harus ke gravel dan membuatnya turut ke posisi 4.
Lap demi lap dilalui. Diwarnai dengan rontoknya pembalap satu persatu. Baik karena kerusakan mesin, kecelakaan, hingga karena kesalahan-kesalahan tim ketika pembalap melakukan pitstop. Termasuk Kimi yang harus pensiun dini di race ini sejak lap 7. Race diakhiri dengan menempatkan Massa - Hamilton - Alonso pada podium.
Khusus untuk Hamilton, berarti ini adalah podium ke-4 pada race ke-4nya di F1 musim ini. Mampu menciptakan hattrick runner-up nya juga menjadi kehebatan tersendiri dari seorang rookie. Sayang dia belum berhasil juara, sebagaimana yang telah diraih JV pada race ke-4 nya dahulu pada musim 1997.
Sementara itu, race ini juga menjadi moment menarik dari Takuma Sato - Super Aguri. Point pertama (walau cuman 1 point) telah diraih. Suatu prestasi yang membanggakan bagi tim sekelas Super Aguri. Bahkan Honda yang mesinnya dipakai oleh Super Aguri saja, belum mampu memecahkan telur pointnya. Padahal Jenson Button dan Barichello ada di sana.
Setelah race berakhir, ajang pengundian door price berlanjut. Alhamdulillah saya mendapatkan voucher dari salon mobil senilai discount 50%. Tarif salon mobil tersebut 100rb, kalau 50%nya berarti 50rb. Lumayan, dengan tiket masuk 25rb sudah mendapatkan orange juice, ramenya nonton bareng, plus kembalian senilai 50rb.
No comments:
Post a Comment