Wednesday, November 08, 2006

Kereta Api Mulai Laku Lagi

Jika ada yang bertanya, kapan terakhir kali saya naik kereta ? Jawabannya adalah tadi pagi. Tepatnya mulai pukul 00.50 - 04.45 WIB. Dengan rute Banyuwangi - Surabaya Gubeng. Dengan kereta api Mutiara Timur. Saya sendiri naik di Jember.

Memang akhir-akhir ini saya sering sekali memanfaatkan kereta api untuk aktivitas pekerjaan di Jember. Itu pun terjadi sejak kasus lumpur lapindo terjadi di Porong, Sidoarjo yang menyebabkan jalur Surabaya - Pasuruan menjadi tidak bisa diprediksi. Bahkan dari koran lokal yang saya baca pagi ini melalui situs online-nya, sejak kemarin tol Surabaya - Porong ditutup. Dikarenakan adanya beberapa retakan-retakan yang ditemukan, dan dikhawatirkan akan mengancam keselamatan pengguna tol yang melintas.

Sebelum kasus lumpur lapindo, saya lebih senang memanfaatkan bis atau travel untuk kepentingan ke kota-kota di Jawa Timur, termasuk Jember. Sementara untuk transportasi ke kota yang lebih jauh, saya memilih memanfaatkan pesawat terbang. Walau hanya kelas ekonomi, namun jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan kereta api. Seperti jika saya harus ke Jakarta, misalnya.

Jika diingat-ingat, jika tidak ada lumpur lapindo, mungkin rute Surabaya - Solo pada 11 Desember 2002 adalah pengalaman saya menggunakan yang terakhir. Saat itu saya sedang bersilaturrahim pasca lebaran ke rumah salah satu kerabat, yang kini tinggal dan bekerja di Jakarta.

Pada mulanya, sejak saya kembali memilih kereta api, memang saya merasa senang. Selain stasiun Gubeng yang lebih dekat dari rumah jika dibandingkan dengan kalau harus ke Terminal Bungurasih. Juga karena beberapa keuntungan-keuntungan lainnya. Dengan harga tiket yang tidak begitu berbeda dengan tiket PATAS Surabaya - Jember, saya bisa lebih leluasa bergerak, berjalan-jalan, atau sekedar duduk-duduk memesan sesuatu di kereta makan. Waktu tempuhnya juga relatif lebih cepat. Dan yang terpenting lagi, saya merasa jauh lebih aman jika membawa barang-barang, karena penjual asongan tidak diperkenankan masuk ke dalam. Sehingga kadang saya bisa tertidur hingga lelap. Hal ini tentu tidak akan bisa saya lakukan jika harus menggunakan bis.

Jika dibandingkan dengan travel pun, kereta api memiliki beberapa keuntungan. Yang jelas saya tidak perlu tour keliling kota dahulu untuk menjemput atau mengantarkan teman seperjalanan.

Namun, kini tidak hanya saya yang mulai berminat kembali pada kereta api. Maka tidak heran jika saya sering tidak mendapatkan kursi ketika saya datang mepet ke stasiun kereta api.

Tapi jangan khawatir, jika rute yang dipilih tidak pangkal sampai ujung dari rute kereta api itu sendiri, maka peluang untuk mendapatkan kursi eksekutif akan terbuka lebar. Misalnya kereta api mutiara timur dengan rute Surabaya - Banyuwangi, sementara kita hanya perlu rute Surabaya - Jember.

Jika ternyata di loket tercantum papan, berdiri (kursi habis), langsung saja pesan kelas bisnis yang berdiri itu. Tentunya dengan harga yang diberikan. Selanjutnya, langsung saja menuju ke kereta makan untuk sekedar duduk-duduk. Atau jika banyak barang bawaan yang dibawa, langsung saja masuk gerbong eksekutif. Cari tempat kabin yang kosong untuk barang bawaan kita. Letakkan di sana, sambil perhatikan orang yang duduk di bawahnya. Jika tampangnya tidak mengkhawatirkan, maka titipkan saja barang bawaan kita ke mereka. Jika kita ragu, maka lebih baik tidak perlu.

Setelah kereta api berjalan, maka kita akan tahu ada beberapa kursi yang tidak terisi. Kita dapat langsung duduk di kursi tersebut. Atau jika kita enggan atau takut malu, maka sebaiknya kita cari petugas ticketing (kondektur/apa ya namanya ?). Minta tolonglah untuk mencarikan kursi eksekutif yang kosong. Selama ini saya sudah beberapa kali mendapatkan tiket berdiri. Baik dari Surabaya ke Jember, maupun dari Jember ke Surabaya. Namun saya selalu mendapatkan kursi eksekutif. Tentu saja kita harus menambahkan uang dari selisih harga tiket bisnis dan tiket eksekutif.

Akhirnya, bagi yang sudah lama tidak menggunakan kereta api, mungkin sekali-sekali bisa mencobanya kembali. Yang jelas menurut penilaian saya, pelayanan kereta api sekarang relatif lebih baik dari yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu.

2 comments:

Eddy Fahmi said...

kereta api jaman sekarang apa ya masih telat mas? hehe dulu kan terkenal telat :p tapi berhubung sekarang telatnya pesawat lebih keren, jadi nggak kedengeran lagi deh berita sepur telat :p

Salim Suharis said...

Tetep kok mas, cuman telatnya nggak sampe 'nemen' seperti dulu.

Kadang, justru malah berangkatnya bisa ontime, walau pada akhirnya tetep telat juga sampenya.

:)