Jika mengenang masa bulan Ramadhan yang telah berlalu, ada hal yang masih bisa saya ceritakan di sini. Hal tersebut adalah buka puasa bersama di masjid.
Di Surabaya, hampir semua masjid besar (bahkan hingga masjid-masjid kecil) menyediakan takjil (makanan untuk berbuka puasa). Tidak hanya kurma, dan minuman manis saja (teh manis, kolak, bubur kacang ijo). Namun juga nasi yang biasanya dibagikan sesudah shalat Magrib berjamaah.
Nasi yang dibagikan juga bermacam-macam. Ada yang bungkusan, ada yang nasi kotak, sempat pula saya menemui masjid yang menyajikan soto ayam dengan cara disiapkan langsung oleh petugas. Bisa terbayang kan hamparan mangkuk yang siap disiram dengan kuah soto.
Pada umumnya, nasi-nasi ini adalah sumbangan dari warga masyarakat. Tidak susah untuk mendapatkan sumbangan-sumbangan tersebut. Karena umat Islam meyakini bahwa barang siapa yang memberikan takjil untuk berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan pahala sebanyak orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu.
Saya tidak tahu persis, apakah orang yang menyumbang takjil untuk saya makan juga akan mendapatkan pahala seperti yang disebutkan di atas ? Karena saya sendiri memang sengaja berniat untuk keliling masjid dengan niat mencari nuansa berbuka.
Yang jelas, makan nasi bungkus bersama-sama dengan puluhan jama'ah lain sambil lesehan di lantai, sesudah sholat Magrib berjamaah, sungguh nikmat tak terkira. Dan tentu saja menyisakan pengalaman tersendiri.
Di Surabaya, hampir semua masjid besar (bahkan hingga masjid-masjid kecil) menyediakan takjil (makanan untuk berbuka puasa). Tidak hanya kurma, dan minuman manis saja (teh manis, kolak, bubur kacang ijo). Namun juga nasi yang biasanya dibagikan sesudah shalat Magrib berjamaah.
Nasi yang dibagikan juga bermacam-macam. Ada yang bungkusan, ada yang nasi kotak, sempat pula saya menemui masjid yang menyajikan soto ayam dengan cara disiapkan langsung oleh petugas. Bisa terbayang kan hamparan mangkuk yang siap disiram dengan kuah soto.
Pada umumnya, nasi-nasi ini adalah sumbangan dari warga masyarakat. Tidak susah untuk mendapatkan sumbangan-sumbangan tersebut. Karena umat Islam meyakini bahwa barang siapa yang memberikan takjil untuk berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan pahala sebanyak orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu.
Saya tidak tahu persis, apakah orang yang menyumbang takjil untuk saya makan juga akan mendapatkan pahala seperti yang disebutkan di atas ? Karena saya sendiri memang sengaja berniat untuk keliling masjid dengan niat mencari nuansa berbuka.
Yang jelas, makan nasi bungkus bersama-sama dengan puluhan jama'ah lain sambil lesehan di lantai, sesudah sholat Magrib berjamaah, sungguh nikmat tak terkira. Dan tentu saja menyisakan pengalaman tersendiri.
No comments:
Post a Comment