[UPDATE]Setelah saya menulis blog ini, selanjutnya blog saya akses lewat tayangan blog saya, selanjutnya saya print, dan saya serahkan ke Bank Mandiri melalui Mbak Ma***k. Alhamdulillah, keesokan harinya langsung dihubungi pihak Bank Mandiri. Setelah datang, token MANDIRI saya langsung diganti dengan token baru. Dan token itu tidak bermasalah lagi hingga sekarang. Thanks berat untuk mbak Ma***k atas supportnya.
Update ditulis pada tanggal : 14 Januari 2010.
---------------------------------------------
Kesal Pertama :
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa untuk bertransaksi di internet banking Mandiri, dibutuhkan sebuah token. Nah, setelah cukup lama berburu token tersebut di Surabaya, dan tidak pernah berhasil, maka saya berhasil mendapatkannya di Mandiri Gedung Jamsostek Gatsu Jakarta. Cukup mengesalkan untuk sebuah bank selevel Bank Mandiri, hanya untuk menyediakan token secara merata saja tidak mampu. Ternyata alasannya ada kendala dengan vendor penyedia token.
Kesal Kedua :
Setelah token berhasil saya dapatkan, saya mulai dapat bertransaksi melalui internet banking Bank Mandiri. Namun ternyata .... saya harus dibuat kesal karena token sering terblokir karena alasan yang tidak jelas. Kronologisnya begini, setiap akan transfer, maka internet banking akan memberikan c
hallenge code yang sebenarnya adalah nomor rekening tujuan. Selanjutnya challange code tersebut kita masukkan ke dalam token untuk mendapatkan nomor konfirmasinya. Kalau internet bankingnya sedang "waras", maka proses ini dapat dilalui dengan sempurna. Dan transaksi (transfer) pun dapat berjalan dengan lancar.
Sayangnya, proses tersebut kadangkala sedang "tidak waras". Walau kita sudah memasukkan nomor konfirmasi berdasarkan challange code yang diberikan, ternyata hal tersebut masih dianggap salah. Dan sekali salah, maka walau dicoba lagi berikutnya dengan super hati-hati pun, tetap saja dianggap salah. Dan setelah 3 kali dicoba, maka token akan diblokir. Transaksi tidak dapat dilakukan lagi.
Kesal Ketiga :
Ternyata untuk sekedar membuka blokir tersebut, tidak dapat dilakukan melalui 14000. Melainkan harus datang ke customer service yang setiap antri setidaknya membutuhkan waktu paling sedikit setengah jam. Dan yang menyebabkan kesal itu, ternyata untuk sekedar komplain tentang token ke blokir saja, tidak semua customer service paham. Jangan-jangan tidak ada SOP tentang troubleshooting token keblokir, sehingga saya menjadi bola pimpong untuk menyelesaikan masalah ini.
Kesal Keempat :
Ke blokir, dibuka, ke blokir, dibuka, ke blokir, dibuka .... demikian seterusnya.
Dan yang membuat tidak habis pikir, kronologisnya sama persis.
Apa Bank Mandiri itu tidak mampu merespon kendala-kendala yang terjadi dan segera melakukan perbaikan ? Keledai saja tidak mau jatuh pada lubang yang sama. Lha ini kok jatuh pada lubang yang sama berkali-kali.
Kesal Kelima :
Setelah ke sana ke mari mencoba layanan dari berbagai customer service, akhirnya saya berhasil menemukan solusi yang cukup menggembirakan. Dan itu ada di Bank Mandiri cabang tempat saya membuka rekening Mandiri saya. Ternyata membuka blokir token itu tidak terlalu sulit. Bahkan salah satu CS (mbak M**iek) yang akhirnya menjadi langganan untuk menyelesaikan masalah yang sama menyarankan agar apabila terjadi hal serupa, cukup melalui telepon saja. Hmmm, cukup adil. Artinya mengapa saya harus antri berkali-kali yang berarti juga membuang-buang waktu saya, untuk meminta penyelesaian permasalahan yang sama persis.
Nah, lantas kesalnya di mana ?
-------------- [ iklan sejenak ya :) ] --------------------------
|
ARSoft DIGIMedia
Sarana tepat untuk berbagi informasi bagi perusahaan Anda
Download profile-nya di sini |
-------------- [ iklan sejenak ya :) ] --------------------------
Hal ini terjadi pada kasus yang terakhir. Kasus yang sama, namun membuat saya harus menuliskan kekesalan tersebut di blog ini.
Ceritanya sudah hampir 2 minggu token terblokir. Itu berarti saya tidak bisa transfer lagi melalui internet banking. Padahal saya harus tiap hari transfer. Bahkan sehari kadang beberapa kali harus transfer. Terpaksa staf saya harus mondar mandir ke ATM Mandiri terdekat, hanya untuk sekedar urusan transfer. Sampai suatu ketika, staf saya tidak bisa mensupport saya untuk urusan transfer tersebut karena sesuatu hal. Tentu saja saya yang akhirnya harus mondar mandir ke ATM Mandiri terdekat.
Ketika itulah saya kembali mencoba memohon bantuan pada mbak M**iek untuk kembali membuka blokir token tersebut. Hari jumat saya menghubunginya. Hari Sabtu Minggu libur, hari Senin juga libur maulid nabi. Tibalah hari Selasa. Ternyata token belum bisa digunakan, masih terblokir. Kembali saya mencoba menghubungi mbak M**iek. Ternyata yang bersangkutan sedang melayani nasabah. Satu kali dihubungi masih melayani nasabah. Dua kali, masih tetap melayani nasabah. Hingga tiga kali dihubungi, ternyata masih tetap melayani nasabah.
Pada usaha yang ketiga inilah yang membuat saya memuncak kekesalannya. Dengan mbak-mbak yang entah namanya siapa yang menerima telepon saya, terjadilah percakapan sebagai berikut :
Salim : [tuuuutttt ... tuuututtttt]
Mbak2 : Bank Mandiri Ker****** selamat siang ...
Salim : Selamat siang mbak, bisa berbicara dengan mbak M**iek ?
Mbak2 : Dari mana pak ?
Salim : Dari Salim yang tadi mbak.
Mbak2 : Oh, maaf pak Mbak M**iek-nya masih melayani nasabah ...
Merasa kesal karena sudah menghubungi 3 kali, akhirnya timbul lanjutan percakapan sebagai berikut :
Salim : Lho, saya kan juga nasabah mbak.
Mbak2 : Maaf pak, diprioritaskan nasabah yang datang kemari terlebih dahulu.
Salim : Kalau masalah saya ini baru pertama kali, tentu saya akan datang ke sana dan antri mbak, lha masalah saya ini sudah terjadi beratus-ratus kali. Masalah yang sama.
Mbak2 : Maaf pak, nanti akan dihubungi.
Klek.
Tiba-tiba telepon diputus tanpa minta ijin terlebih dahulu. Duuuhhhh, tiba-tiba darah ini serasa mendidih. Benar-benar penerima telepon sialan. Kalau tidak siap dengan komplain nasabah, nggak usah bekerja jadi penerima telepon deh. Berani-beraninya dia menutup sambungan telepon orang yang sedang kalap macam saya.
Dan ternyata janji akan dihubungi sebagaimana telepon pertama dan kedua, tidak juga terealisasi. Bahkan hingga detik ini, saat saya menuliskan kekesalan ini, saya juga masih tetap belum dihubungi. Padahal biasanya mbak M**iek senantiasa menghubungi saya setiap saya mengeluhkan masalah yang sama. Ya, tentu saja masalah token yang terblokir karena internet banking-nya Mandiri sedang "tidak waras".