Saturday, October 25, 2008

Siapa Yang Paling Jelek ???

Ada suatu kisah seorang santri yang menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus", kata Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?". "Kamu cari orang atau makhluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari". Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.

Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, "Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Allah memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku yang sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya".

Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan bertemu dengan seekor anjing yang menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan, dsb. Santri bergumam, "Ketemu sekarang yang lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi" . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis 'Isya, dia merenung. "Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Allah, sedangkan aku akan dimintai pertanggungjawaban yang sangat berat yang kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. Aku tidak lebih baik dari anjing itu."

Hari ketiga, akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?". "Sudah guru", santri menjawab. "Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus".

Pelajaran yg dapat kita petik adalah :
Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.


Apakah Itu Sukses ?

1. Sukses dalam bisnis
2. Sukses dalam rumah tangga
3. Sukses dalam estetika dan rohani
4. Sukses dalam sosial kemasyarakatan
5. Sukses dalam finansial
6. Sukses dalam tujuan2 pribadi.

Percikan Api Itu Tepat Satu Centimeter dari Mataku

Lagi-lagi aku harus bercerita tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kaum perokok yang menurutku kurang terpuji, dan seringkali membahayakan orang lain.

Kali ini aku benar-benar menjadi korbannya. Andai saja tidak menggunakan helm standar dengan kaca helm yang menutupi muka, entah apa jadinya mataku ini.

Sekitar pukul 7 malam. Motor pio aku pacu sekencang mungkin menuju Dunkin Donuts A-Yani Surabaya untuk menghadiri sebuah pertemuan. Entah apa yang sedang ada di pikiranku, tiba-tiba laju motorku sudah melewati lokasi tujuan tanpa aku sadari. Sehingga aku harus putar balik untuk menuju lokasi tujuan.

Beberapa meter sebelum tikungan, laju motor cukup pelan beriringan mengikuti arus lalu lintas yang cukup ramai malam itu. Entah mengapa tiba-tiba ada percikan api yang melayang mengarah ke mukaku. Refleks gerakan menghindar. Namun karena percikan api cukup banyak, ada bagian api yang menempel di kaca helm. Melekat tepat di depan mataku. Menyala untuk beberapa saat, dan akhirnya mati tertiup angin malam.

Percikan api itu berasal dari rokok yang dipegang oleh pengendara motor tepat di depanku. Langsung saja emosi tak terbendung keluar menggebu-gebu. Tanpa ba-bi-bu lagi, aku semprot si pengendara motor itu dengan makian yang menurutku cukup memekakkan telinga. Aku tidak perduli dia tersinggung atau tidak, sebagaimana dia tidak perduli dengan kenyamanan orang lain atas asap rokoknya itu. Walau pada akhirnya aku menyesal telah mengeluarkan makian dan umpatan seperti itu.

Entah mengapa, mereka seringkali tidak perduli dengan orang lain. Sudah merokok itu merugikan orang lain, karena asapnya turut terhisap orang lain. Lha yang ini lebih parah lagi. Merokok sambil mengendarai sepeda motor. Itu yang merokok manusia atau angin sich? Saya tidak yakin jika rokok itu habis, pengendara motor itu akan membuang puntung rokok pada tempat sampah. Biasanya, sebagaimana yang seringkali aku lihat, mereka melempar begitu saja puntung rokok itu, tanpa memperdulikan kebersihan.

Para kaum perokok, sadarlah ... Kalaupun memang harus tersandung ketergantungan pada rokok, mbok ya jangan mengganggu orang lain. Dan sebaiknya belajarlah untuk menjaga kebersihan. Buanglah puntung rokok dan abu rokok pada tempat sampah. Merokoklah secara santun. Sebisa mungkin jangan sampai orang lain terganggu. Itu kalau Anda-Anda ini masih ingin disebut sebagai manusia yang bermartabat.

Sunday, October 19, 2008

Legenda Sebuah Telur Ayam

proses telur menjadi anak ayam ...


























berikutnya .. menjadi seekor anak ayam ..











lalu menjadi ayam dewasa ...









yummmy ... setelah dimasak, siap unt dihidangkan ...








dan akhirnya ... habis sudah ... hmmm kenyaaaaaang

Thursday, October 09, 2008

Hujan Sebentar, Lampu pun Padam

Surabaya, 08 Oktober 2008, sore hari. Langit tampak mendung. Dengan diwarnai desiran angin yang agak kencang, suasana sore itu terasa dingin kurang bersahabat.

Magrib pun berlalu, hujan mulai turun rintik-rintik. Tidak deras, namun sudah cukup untuk membuat bumi basah dengan aroma tanah yang khas tercium menusuk hidung.

Tiba-tiba, petttt. Lampu mati. Tak berapa lama, nyala lagi, lalu mati lagi.

Mencoba berkeliling, ternyata suasana mati lampu juga melanda traffict light. Mobil-mobil saling berlomba untuk mendapatkan jalan. Perempatan-perempatan menjadi ramai tidak teratur. Tak nampak polisi yang mencoba untuk melerai dan menata arus lalu lintas.

Entah apa yang terjadi. Hujan pertama di Surabaya tahun ini, sudah harus diwarnai dengan bergelap-gelapan dengan diterangi api dari lilin yang berlenggak-lenggok tertiup angin yang entah berasal dari mana.

Untung saja tidak terlalu lama lampu mati ini. Cukup tidak sampai 1 jam saja. Api lilin pun padam dengan sendirinya ketika kipas angin berputar. Sebagai pertanda listrik sudah hidup kembali.