Saturday, October 25, 2008

Percikan Api Itu Tepat Satu Centimeter dari Mataku

Lagi-lagi aku harus bercerita tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kaum perokok yang menurutku kurang terpuji, dan seringkali membahayakan orang lain.

Kali ini aku benar-benar menjadi korbannya. Andai saja tidak menggunakan helm standar dengan kaca helm yang menutupi muka, entah apa jadinya mataku ini.

Sekitar pukul 7 malam. Motor pio aku pacu sekencang mungkin menuju Dunkin Donuts A-Yani Surabaya untuk menghadiri sebuah pertemuan. Entah apa yang sedang ada di pikiranku, tiba-tiba laju motorku sudah melewati lokasi tujuan tanpa aku sadari. Sehingga aku harus putar balik untuk menuju lokasi tujuan.

Beberapa meter sebelum tikungan, laju motor cukup pelan beriringan mengikuti arus lalu lintas yang cukup ramai malam itu. Entah mengapa tiba-tiba ada percikan api yang melayang mengarah ke mukaku. Refleks gerakan menghindar. Namun karena percikan api cukup banyak, ada bagian api yang menempel di kaca helm. Melekat tepat di depan mataku. Menyala untuk beberapa saat, dan akhirnya mati tertiup angin malam.

Percikan api itu berasal dari rokok yang dipegang oleh pengendara motor tepat di depanku. Langsung saja emosi tak terbendung keluar menggebu-gebu. Tanpa ba-bi-bu lagi, aku semprot si pengendara motor itu dengan makian yang menurutku cukup memekakkan telinga. Aku tidak perduli dia tersinggung atau tidak, sebagaimana dia tidak perduli dengan kenyamanan orang lain atas asap rokoknya itu. Walau pada akhirnya aku menyesal telah mengeluarkan makian dan umpatan seperti itu.

Entah mengapa, mereka seringkali tidak perduli dengan orang lain. Sudah merokok itu merugikan orang lain, karena asapnya turut terhisap orang lain. Lha yang ini lebih parah lagi. Merokok sambil mengendarai sepeda motor. Itu yang merokok manusia atau angin sich? Saya tidak yakin jika rokok itu habis, pengendara motor itu akan membuang puntung rokok pada tempat sampah. Biasanya, sebagaimana yang seringkali aku lihat, mereka melempar begitu saja puntung rokok itu, tanpa memperdulikan kebersihan.

Para kaum perokok, sadarlah ... Kalaupun memang harus tersandung ketergantungan pada rokok, mbok ya jangan mengganggu orang lain. Dan sebaiknya belajarlah untuk menjaga kebersihan. Buanglah puntung rokok dan abu rokok pada tempat sampah. Merokoklah secara santun. Sebisa mungkin jangan sampai orang lain terganggu. Itu kalau Anda-Anda ini masih ingin disebut sebagai manusia yang bermartabat.

2 comments:

Cebong Ipiet said...

sama pak...ndak suka merokok..*ya jelas...ndak suka kebiasaan merokok,, okelaH itu urusan masing2..toh mereka jg ud tau dampaknya, tp mbok ya ndak di tempat umum..rokok isep aja sndiri..asep dan abu ndak usa di bagi2 k orang

Anonymous said...

Salim yb.,
Pengalaman yang sering aku temukan di jalanan Yogya juga. Membahayakan orang di sekitar demi kesenangan diri. Sungguh tidak punya empati..
Btw, dua t-shirt 'Peduli Merokok Santun' punyaku ditanyakan banyak orang. Kamu produksi lagikah?