Sunday, October 28, 2007

Nyolong 20 Miliar Kok Nggak Mau Dibilang Maling

Akhirnya usaha Kejari Sidoarjo selama 3 bulan berhasil menemukan M. Imron Syukur, narapidaha terhukum 1 tahun penjara untuk kasus KORUPSI DPRD Sidoarjo 1999-2004, yang kasasinya ditolak oleh Mahkamah Agung.

Legislator PARTAI GOLKAR tersebut ditangkap di rumah saudaranya hari Jumat (26/10/2007) sekitar pukul 14.30, dengan kondisi mengenaskan. Hanya menggunakan kaos oblong dan menggunakan sarung. Petugas berhasil menemukan persembunyiannya di sebuah kamar kosong di balik sebuah kasur. Kamar itu sendiri diakui oleh pemilik rumah sudah lama tidak digunakan dan kuncinya di bawah pembantunya pulang mudik.

Komentar :
Aneh-aneh saja, pembantu mudik kok bawa-bawa kunci kamar majikannya. Nggak masuk akal deh.

Proses penangkapannya pun terbilang cukup alot. Petugas harus dihadapkan pada perdebatan panjang dengan keluarga dan penasehat hukumnya. Penasehat hukumnya sendiri berusaha menyalahkan petugas yang menggeledah tanpa surat geledah. Namun dengan sigap petugas menyangkal keberatan tersebut :
"Kami memang tidak sedang menggeledah. Kami mencari orang yang melarikan diri dari upaya eksekusi kejari. Jadi, tidak perlu surat penggeledahan."

Pihak keluarga sangat keberatan untuk menyerahkan Imron. Bahkan anak sulungnya, Ritho Udin Himawan, dengan berani berjanji yang saya yakin tidak akan bisa ditepatinya, seperti ini :
"Apa-apaan ini, tidak ada izin kok menggeledah. Sudahlah, dibubarkan saja. Saya janji, kalau ayah saya ada, akan saya serahkan,"

Komentar :
Keluarga memang begitu itu. Walau tahu salah, pasti tetap akan dibela. Jarang sekali ada keluarga yang bersedia mengatakan salah ketika anggota keluarganya memang bersalah.
Jadi ingat Sayyidina Umar yang dengan lantang berkata :
"Kalau ada salah satu Umar (maksudnya anaknya) yang mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya".

Untuk Ritho, bagaimana mungkin bisa menepati janji. Lha wong sudah tahu ayahnya ada di rumah sebelah saja masih mengaku tidak ada. Bagaimana mungkin Rith, kamu mau menyerahkan ayahmu. Belain ayah sih wajar-wajar saja. Tapi tahu dirilah, ayahmu itu sudah terpidana. Dan hukuman sudah diputuskan.

Untuk penasehat hukumnya (pengacara), dalam hati saya hanya bisa berdoa, mudah-mudahan tidak ada salah satu anggota keluargaku yang berkeinginan bekerja menjadi pengacara kalau nantinya hanya membela yang membayar. Dia tentu sudah tahu kalau clientnya terhukum, mengapa masih berusaha membela. Benar apa kata rasulullah, pekerja hukum (Hakim dan Pengacara) sebelah kakinya menginjak surga, sementara sebelah lainnya menginjak neraka.

Ketika Imron berhasil ditemukan setelah mendapatkan bantuan dari petugas Kepolisian, dan melakukan koordinasi secara efektif.

Ketika digelandang keluar dari kamar, salah seorang perempuan kecil mengatakan :
"Itu bagaimana sih, nangkap kok nggak sopan. Pak Imron itu bukan maling."

Komentar :
Waduh, Nduk. Kayaknya kamu ini sudah salah belajar. Lha wong sudah terbukti mencuri uang negara 20 miliar kok dibilang bukan maling. Tahu gak nduk, KORUPTOR ITU JAUH LEBIH MALING dari pada MALING MOTOR yang kalau tertangkap langsung digebukin warga sampai tewas mengenaskan.

Ketika akan dibawa ke Lapas Delta, aparat pun masih berkenan memberikan kesempatan Imron untuk berganti pakaian lebih rapi. Dan akhirnya Imron pun menggunakan baju koko warna krem dengan setelan celana pantalon warna hitam.

Komentar :
Klise cak. Koruptor itu kalau sedang bermasalah atau ketangkep, selalu berusaha menampilkan suasana Islami di hadapan publik. Apa gunanya menggunakan busana islami (eh .. baju koko itu busana islami nggak sih ???), kalau hatinya BAJINGAN. Sudah banyak kok di tv para terdakwa korupsi yang berusaha menunjukkan keluarganya yang islami, rajin sholat, menggunakan peci, kalau berdoa tampak khusu', istri dan anak perempuannya berjilbab. Lha apa gunanya semua itu kalau tidak mampu membekas di hati. Kalau akhirnya harus nyamber semua, nggak perduli itu bukan haknya sekalipun.
Untung masih diberi kesempatan menggunakan pakaian lebih rapi. Coba kalau maling ayam, atau maling motor, waduh ... cara nggelandangnya saya sudah tidak manusiawi. Bahkan sebagian besar dari mereka sudah tidak berbentuk mukanya karena habis dihajar oleh masa.

Sumber : Jawapos.com, Sabtu 27 Okt 2007

No comments: