Wednesday, October 17, 2007

Memilih Kartu Kredit, Menghindari Jeratan Utang

PERANG kartu kredit antarbank mulai menemukan momentumnya. Bank-bank dengan agresif menawarkan produk kartu kredit dengan banyak pesona di dalamnya. Ada yang bebas iuran tahunan (annual fee) dan tidak sedikit yang membanjiri hadiah jika Anda semakin sering menggunakan kartu kredit. Juga, cash advance yang tinggi dan kemudahan menaikkan plafon pinjaman serta point reward. Di sisi lain, salah memilih dan mempergunakan kartu kredit akan menjebak pemegang kartu ke sumur utang yang dalam.

NAH, agar Anda pemegang kartu kredit tidak dijerat utang seumur hidup dan dikejar-kejar tukang tagih (debt collector) yang terkadang kasar dan mempermalukan Anda di hadapan teman-teman kantor, berikut tips memilih kartu kredit dan sekaligus menggunakan kartu kredit dengan bijak.

Ada tiga langkah penting yang harus dicermati dalam memilih dan menggunakan kartu kredit.

Memilih penerbit kartu kredit yang kredibel dan kemudahan yang di dapat dari kartu kredit.

DALAM memilih bank penerbit kartu kredit, ada sejumlah hal yang harus Anda perhatikan. Pertama, apakah bank penerbit kartu kredit tersebut cukup kredibel, misalnya apakah bank tersebut sudah lama menerbitkan kartu kredit. Hal ini menyangkut kerapian administrasi transaksi.

Dalam banyak kasus, bank hanya mengejar target pemegang kartu sehingga memberi kemudahan yang berlebihan pada awalnya, tetapi belakangan hari kemudahan itu hilang. Pilihlah bank penerbit kartu kredit yang berpengalaman. Kedua, apakah kartu kredit Anda bisa diterima di banyak tempat (merchant), termasuk jika Anda ke luar negeri. Ketiga, apakah suku bunga yang diberlakukan cukup kompetitif atau lebih rendah.

Faktor suku bunga menjadi penting bila Anda termasuk orang yang tidak disiplin atau sering "lupa" membayar tagihan. Selain itu, bukan berarti bank yang mengenakan suku bunga nol lebih murah dibandingkan bank yang memberi suku bunga, misalnya, tiga persen.

Berhati-hatilah, sebab bank yang menetapkan suku bunga nol tersebut mengharuskan pemegang kartu mengangsur bulanan secara tetap, dan kalau dijumlahkan masih lebih besar bila membayar dengan sistem bunga. Contohnya, Anda membeli komputer seharga Rp 6 juta. Jika tanpa bunga, Anda akan membayar Rp 500.000 setiap bulan selama setahun. Faktanya, Anda membayar cicilan lebih besar dari Rp 500.000 tiap bulannya.

Keempat, apakah iuran tahunan yang dikenakan murah atau mahal. Namun, belum tentu juga bank yang membebaskan iuran tahunan pada tahun pertama akan lebih murah di tahun kedua, dan selanjutnya. Kelima, apakah bank penerbit memberi kemudahan dalam membayar. Misalnya, jika Anda hendak membayar tagihan, apakah Anda harus datang ke bank atau lewat ATM. Ini pun perlu teliti karena setiap Anda membayar lewat ATM pun dikenakan biaya. Tarif pembayaran ini tidak seragam, ada yang Rp 8.000 per pembayaran dan ada yang Rp 10.000 per pembayaran. Keenam, apakah kartu kredit Anda dilengkapi asuransi? Pilihlah kartu yang dilengkapi asuransi dan sekaligus kartu diskon.

Memilih jenis kartu kredit, apakah jenis silver, gold, atau platinum.

LANGKAH kedua adalah memilih jenis kartu, apakah silver, gold, atau platinum. Ketiga jenis kartu itu mengandung konsekuensi tersendiri sehingga dalam memilih jenis kartu Anda harus menyesuaikan dengan kemampuan kantong Anda. Jika kantong Anda hanya berkelas silver dengan plafon pinjaman Rp 6 juta, jangan sekali-kali Anda memegang kartu gold dengan plafon Rp 20 juta, terlebih memegang kartu jenis platinum yang punya plafon pinjaman Rp 50 juta.

Mengapa? Ini menyangkut potensi kerawanan terjerat utang. Kuncinya, jika Anda punya penghasilan Rp 6 juta per bulan, seperti lazimnya rumus utang, Anda jangan lebih mempunyai cicilan utang per bulannya sebesar 30-40 persen atau sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta dari total penghasilan Anda. Masalah akan muncul jika Anda masih harus mengangsur mobil, rumah, atau utang barang lainnya. Lalu, dari mana cicilan utang kartu kredit Anda? Bisa jadi Anda akan mengorbankan kebutuhan konsumsi atau Anda akan dililit utang seumur hidup Anda.

Cara pandang Anda terhadap kartu kredit itu sendiri.

Selanjutnya, langkah ketiga adalah sikap pandang Anda terhadap kartu kredit itu sendiri. Jangan sekali-kali belanja dengan kartu kredit semata-mata mengejar poin reward atau hadiah. Akan tetapi, belanjalah sesuai kebutuhan dan kemampuan kantong Anda. Kuncinya, jika Anda belanja dengan kartu kredit setiap bulan Rp 3 juta, pada akhir bulan Anda harus membayar Rp 3 juta.

Langkah itu akan membuat Anda tidak perlu membayar bunga. Namun, jika Anda hanya membayar minimum tagihan, sisa utang Anda akan terkena bunga. Apabila pada bulan kedua dan ketiga Anda hanya membayar tagihan minimum, padahal pada bulan tersebut Anda masih menggunakan kartu kredit dengan tambahan utang, Anda termasuk orang- orang yang akan "mabuk utang" karena outstanding utang Anda bertambah dan beban bunga pun makin besar.

Pada dasarnya, kartu kredit itu bukanlah sebagai instrumen kemudahan untuk berutang, melainkan harus diperlakukan sebagai alat untuk memudahkan dan keamanan dalam melakukan transaksi. Sikap dasar itu harus melandasi setiap pemegang kartu kredit jika tidak ingin hidupnya disandera utang dan didatangi oleh debt collector.

Banyak kasus pemegang kartu kredit yang terjebak dalam jeratan utang karena memandang kartu kredit sebagai kemudahan berutang. Padahal, kartu kredit itu sebagai alat pengganti transaksi uang tunai yang aman dan mudah.

Eko B Supriyanto Direktur Biro Riset InfoBank

1 comment:

Anonymous said...

Artikel ini sangat informative. Saya
submit ke lintas berita utk sharing sama temen2 gw di sana. Mungkin bisa tambah kan widget nya lintas?