Pernah pijat ? Mungkin jika pertanyaannya seperti itu, hampir semua dari kita akan menjawab pernah. Baik itu pijat refleksi, pijat relaksasi, atau bahkan pijat "blablabla". Aktivitas ini dapat dilakukan sendiri, oleh pasangan kita, famili, rekan, atau juga orang-orang yang memang berprofesi sebagai tukang pijat.
Khususnya jika kita masuk angin, maka begitu kita dipijat, kita akan sering bersendawa, menandakan angin yang terjerat pada rongga-rongga tubuh kita telah terbebaskan.
Namun jika ada pertanyaan pernahkan kita pijat namun yang mengeluarkan sendawa (gelegek-en, jawa) justru si pemijat, mungkin akan menjadi lain ceritanya. Bahkan saya pun baru menemukannya sekali ini dalam hidup saya.
Kejadiannya terjadi pada Kamis malam, 2 Agustus 2007, di rumah Mas Budi. Mas Budi adalah salah satu kenalan yang bekerja di Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda. Memang saya pada saat itu memang sedang berada di Samarinda, dalam rangka maintenance sistem informasi pendapatan daerah yang saya beri nama SIPENDA. Sistem ini sudah berjalan sejak 2002, dan sempat mengalami berbagai perubahan mengikuti regulasi yang ada. Tidak terasa sudah 5 tahun. Cukup lama juga untuk ukuran program yang di lingkungan Pemda.
Kembali ke urusan pijat memijat. Sebutlah namanya mak Jah. Profesinya adalah tukang pijat panggilan. Sudah sekitar 2 tahun ini mak Jah melayani jasa pijat dari berbagai penjuru kota Samarinda. Nah, keanehan yang ada pada mak Jah ini, setiap kali dia memijat, bukannya kita yang bersendawa. Justru mak Jah sendiri lah yang bersendawa. Kadang, pada area-area yang dianggap cukup bermasalah, mak Jah akan berteriak-teriak. Ciaaaatttttttttttttttttttt ..... Ciaaaattttttttttttttt ...
Begitulah, mungkin tetangga-tetangga sekitar akan menyangka di rumah Mas Budi sedang ada pertempuran atau apalah. Karena memang teriakannya cukup keras.
Dari penuturan mak Jah, dia mampu memindahkan angin yang berada di tubuh kita ke tubuhnya. Sehingga pasien pijatnya tidak akan mengalami dampak kesakitan. Justru mak Jah lah yang akan kesakitan. Pada area-area yang dirasakan cukup bermasalah, rasa sakit yang dirasakan oleh mak Jah juga akan semakin besar. Sehingga untuk melawannya mak Jah sering kali harus berteriak-teriak.
Tak jarang juga, karena angin yang tertransfer ke tubuhnya cukup banyak, sampai-sampai mak Jah harus ke kamar mandi untuk membuang angin (kentut, red).
Profesi yang mak Jah jalani ini sebenarnya baru berjalan sekitar 2 tahun saja. Saat itu ada kerabatnya yang menderita sakit. Sementara mak Jah ditemui oleh orang-orang misterius dalam mimpinya. Tiba-tiba saja, keesokan harinya ketika mak Jah sedang memijat kerabatnya tersebut, terasa kekuatan aneh yang membuat rasa sakit yang dialami oleh kerabat mak Jah pindah ke mak Jah. Sejak itulah mak Jah menjalani profesi sebagai tukang pijat panggilan.
No comments:
Post a Comment