Monday, March 19, 2007

Ini adalah 6510


Jika saya harus menyebut merk dan tipe HP apa yang paling saya gemari. Jawaban saya saat ini tentu saja Nokia 6510.

Untuk urusan model, memang jika dibandingkan dengan ponsel terkini jelas sudah masuk kategori jurrasic. Namun bagi saya, fiturnya tetap saja masih belum ketinggalan. Mulai dari 500 address booknya, GPRS, radio fm, pc suite, hingga infra red merupakan fitur-fitur yang pernah sangat membantu mendampingi saya.

PC Suite adalah salah satu fasilitas yang membuat saya dapat mensinkronisasi data yang ada di ponsel ke komputer. Dengan PC Suite, saya dapat berkirim sms dari komputer. Saya juga dapat menyalin phonebook ketika ponsel N6510 saya harus berganti.

Khusus untuk fitur GPRS ini memang sudah saya anggap pensiun. Namun ketika saya masih berlangganan dengan internet dari indosat 200rb unlimited, justru fitur ini yang paling dominan setelah dikombinasikan dengan infra red.

Karena itulah, jangan heran jika saya pernah memiliki HP jenis ini hingga 8 kali. Mulai harganya masih 2,5jt. Hingga yang terakhir harganya hanya 315rb. Untuk hp pertama dan ketiga saya membeli baru. Sedangkan untuk yang kedua, keempat, hingga ketujuh semuanya adalah barang second.

Beli berkali-kali tentu tidak berarti saya sekarang punya 7 hp tersebut. Masing-masing hp punya jalannya sendiri-sendiri untuk pensiun dini dari tugasnya.

N6510 #1. Beli pertama kali sewaktu masih menangani project di Samarinda. Tepatnya pada tanggal 16 Juli 2002 seharga 2.5jt. Saat itu HP ini memang baru dilaunching di Indonesia. Baru diperkenalkan pada sekitar April 2002. HP ini harus pensiun karena hilang ketika HP saya letakkan di tempat wudhu ketika saya sedang wudhu dan saya lupa mengambilnya kembali.

N6510 #2. Beli barang second. Dibeli setelah saya kehilangan N6510 saya yang pertama. Beberapa saat setelah saya menggunakannya, saya juga sempat membeli N6600. Suatu ketika saya diajak rekan untuk nonton bola di Tambak Sari Surabaya. Pertandingan antara Persebaya menjamu PSM. Cukup menarik. Dan cukup padat penonton yang datang untuk menyaksikannya. Saya memilih membeli tiket VIP. Nah karena datang agak terlambat, terpaksa saya harus sholat ashar di luar area stadion. Ketika hendak masuk menerjang lautan manusia di pintu masuk VIP, ada yang berusaha merogoh saku celana saya. Dengan refleks saya menangkap tangan tersebut. Namun malang, tangan tersebut ternyata tidak memegang apa-apa. Entah bagaimana cara orang yang tangannya terpegang tersebut sehingga saya tidak menemukan ponsel yang saat itu sudah tidak ada lagi di saku celana saya.

N6510 #3. Saya membeli baru N6510 saya yang ketika. Harganya saat itu sudah 1,7jt-an. Mencari yang baru juga sudah mulai susah. Secara tidak sengaja menemukan di salah satu gerai di WTC Surabaya.

N6510 #4. Saya terpaksa harus menjual N6600 saya karena sedang BU (butuh uang). Sebagai gantinya, saya kembali membeli N6510 yang keempat. Juga ponsel second. Harga sudah sekitar 1,1jt saja. Sehingga saat itu saya memiliki 2 ponsel N6510. Dua-duanya menggunakan casing original. Yang satu berwarna hitam (N6510#3), sementara lainnya berwarna kuning emas (N6510#4).

N6510 #5. Suatu ketika N6510#4 rusak. Yang tersisa hanya N6510 #3. Itupun harus hilang dicuri orang lagi ketika saya sedang jalan-jalan ke Malang. Terjadi ketika saya sedang naik angkot. Ketika itu saya merasa ada yang menggerayangi area pinggang saya. Tempat ponsel saya berada. Begitulah, ponsel itu saya simpan di dompet kulit yang saya letakkan di pinggang. Begitu turun dari angkot, saya baru sadar kalau N6510 saya memang sudah hilang. Langsung saya segera mencari ojek, namun sayang sekali karena tidak ada 1 ojek pun yang saya temukan. Akhirnya saya memanfaatkan jasa taksi yang sedang mangkal di sekitar situ. Apa daya, taksi juga hanya bisa jalan di antara padatnya jalan. Merasa tidak ada gunanya akhirnya saya putuskan untuk kembali ke tempat semula. Untuk itu saja, saya harus mengeluarkan uang 15rb.

N6510 #6. Sesampai di Surabaya, saya membeli lagi ponsel. Tentu saja yang saya cari adalah N6510. Saya membelinya hanya seharga 600rb saja.

N6510 #7. Saya membeli lagi N6510 untuk saya pasangi nomor lainnya. Harganya juga cuma 450rb. Ponsel N6510 #6 dan N6510 #7 ini bertahan cukup lama. Sekitar 1 tahun lebih. Hingga akhirnya N6510 #7 rusak. N6510 #7 rusak lebih dulu memang saya anggap wajar. Karena pada saat beli, walau sama2 ponsel second, kondisi N6510 #7 tidak sebagus N6510 #6. Akhirnya yang tersisa tinggal N6510 #6. Saya memang tidak membeli lagi N6510, karena saya sudah memiliki 2 ponsel CDMA.

N6510 #8. 16 Maret 2007. Jumat setelah jum'atan. Tiba-tiba ponsel N6510 saya bermasalah. Sedang enak-enak telepon, tiba-tiba mati. Saya mencoba menghidupkan kembali agar bisa segera melanjutkan pembicaraan. Namun sayang, ketika dihidupkan, di layar ponsel yang nampak hanya "Contact Service". Langsung saja saya segera menuju ke WTC untuk mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan ponsel saya seperti itu. Beberapa tukang service sudah saya datangi, namun tidak ada yang bisa membantu. Akhirnya saya putuskan untuk membeli ponsel lagi. Tentu saja, N6510 lagi. Walau second dan harganya cuma 315rb namun saya sudah terlanjur cinta dengan semua fiturnya.


1 comment:

selalu berdoa dan berusaha said...

mantap pak cerita perjuangan N6510...saya juga sependapat dengan bapak...saya sendiri pernah menjadi pengguna barang kecil imut ini...tp terpaksa saya jual kembali karena lagi BU juga...sekarang saya bermaksud berkelana mencari barang tersebut lagi...rindu dengan bentuknya itu lho...terima kasih atas ceritanya pak...semoga makin mantap dengan N6510 nya...