Monday, October 29, 2007

Internet Marketing

Apakah internet marketing itu? Secara umum, sama saja dengan marketing di dunia nyata. Bedanya, internet marketing dilakukan secara online.

Hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang internet marketer adalah WEBSITE. Ini adalah keharusan. Setiap internet marketer harus punya website.

Kedua, berusahalah agar website tersebut dikunjungi oleh banyak orang. Caranya bisa macam-macam. Secara umum, ada tiga “jalan” yang digunakan oleh pengunjung untuk mengakses website kita, yaitu:

  1. Direct access. Ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah hafal alamat website tersebut, karena sudah sering mengunjunginya. Mereka bisa mengetik langsung alamatnya di address bar, atau mengkliknya dari bookmark/favorite.
  2. Dari mesin pencari seperti Google dan sebagainya. Biasanya, si netter mencari sesuatu di mesin pencari, lalu mereka nyasar ke situs kita. Contoh kasus: Ada seorang penulis yang sedang mencari info lomba penulisan terbaru. Ia pun mengetikkan kata kunci “lomba penulisan 2007″ di Google. Setelah itu, muncul ratusan hasil pencarian. Di urutan teratas, ada situs PenulisLepas.com. Si netter tertarik dan berkata di dalam hati, “Wah, ternyata ada situs yang bernama PenulisLepas.com. Saya baru tahu, nih. Sepertinya menarik. Coba saya klik, deh.”
  3. Refferal. Ini banyak jenisnya. Misalnya: ada netter yang mengklik banner kita yang dipasang di situs lain, atau netter yang mengklik URL situs kita dari pesan email tertentu, dan sebagainya.

Nah, sebagai pemilik situs, kita bisa berkonsentrasi pada poin 2 dan 3. Untuk poin 1, nanti otomatis akan terjadi dengan sendirinya, bila situs kita sudah populer.

Ketiga, “dikunjungi banyak orang” saja ternyata tidak cukup. Menurut Pak Nukman, survei membuktikan bahwa 70 persen dari pengunjung suatu situs biasanya hanya berkunjung sekali, hanya untuk melihat-lihat, setelah itu mereka tak pernah kembali lagi.

Bila kita menjual sesuatu di situs kita, maka si 70 persen ini tak terlalu bermanfaat bagi kita. Mereka hanya sekadar meramaikan, sama seperti orang-orang yang memadati mall hanya untuk jalan-jalan atau window shopping .

Karena itu, hal berikutnya yang harus kita lakukan adalah berusaha agar si pengunjung betah berlama-lama di situs kita. Karena itu, bangunlah situs yang menarik, dengan navigasi yang bagus, desain yang keren, content yang lengkap, dan seterusnya.

Keempat, betah saja pun tidak cukup. Sebab bila mereka hanya betah dalam kunjungan pertama, setelah itu tak pernah datang lagi, tentu tak terlalu bermanfaat juga (dari segi bisnis). Karena itu, langkah berikutnya adalah mengupayakan agar mereka “ketagihan” untuk datang lagi dan datang lagi.

Ada banyak cara untuk melakukan hal ini. Beberapa di antaranya adalah (yang ini bukan menurut Pak Nukman, tapi menurut saya sendiri-Jonru ):

  1. Pembuatan newsletter. Buatlah webcopy yang bagus agar si pengunjung tertarik untuk bergabung di newsletter situs kita. Secara berkala, kirimi mereka email yang berisi update terbaru seputar situs kita, atau hal-hal lain yang masih relevan dengan situs kita.
  2. Situs yang interaktif. Pengunjung bisa mengomentari tulisan-tulisan yang dimuat, bahkan tulisan mereka pun bisa dimuat di sini. Atau, sediakan forum diskusi, polling, dan fitur-fitur interaktif lainnya.
  3. Konten yang sering-sering di-update. Ini akan membuat pengunjung tertarik untuk mengecek info-info terbaru dari situs kita.
  4. Dan masih banyak upaya-upaya lainnya.

Kelima, bangunlah sebuah otorisasi (maaf bila istilah ini tidak tepat, karena saya lupa istilah yang sebenarnya).

Yang jelas intinya begini: Ketika kita ingin mencari berita-berita terbaru, yang pertama kali muncul di pikiran kita adalah Detik.com. Ketika kita ingin belajar internet marketing, salah satu nama yang muncul di benak kita adalah Anne Ahira .

Kenapa bisa begitu? Sebab Detik.com dan Ahira sudah memiliki otoritas tersendiri di bidang mereka. Tentu saja, ini tidak terjadi dengan sendirinya, atau seperti mesin sulap. Di balik kesuksesan mereka, tentu terdapat sejumlah kerja keras, komitmen, pengorbanan, dan masih banyak lagi , hingga akhirnya nama mereka menjadi populer dan dipercaya sebagai “pakar” di bidang tertentu.

Anda pun bisa seperti Ahira, dan situs Anda bisa seperti Detik.com. Ya, tidak harus sebesar mereka. Yang penting, bangunlah sebuah otoritas pada diri atau website Anda, sehingga Anda akan menjadi orang yang terpercaya dan menjadi referensi utama di bidang tertentu.

Tak usah memikirkan yang terlalu besar atau yang muluk-muluk. Mulailah dari yang paling kecil dan spesifik. Kenalilah apa hobi dan kemampuan Anda. Kenalilah hal apa saja yang paling Anda kuasai.

Bila Anda sangat menyukai dan menguasai hal-hal yang berhubungan dengan helm, maka buatlah situs dengan tema helm. Segala sesuatu mengenai helm dimuat di sana.

Nah, suatu saat nanti, situs Anda bisa menjadi referensi utama bagi siapa saja yang ingin mencari info mengenai helm. Bila ini sudah tercapai, percayalah… kesuksesan sudah di depan mata Anda. Akan banyak produsen helm yang meminta Anda untuk membantu menjualkan produk-produk mereka, padahal Anda tak pernah berusaha ke arah sana.

Alhamdulillah, situs yang saya kelola - PenulisLepas.com - saat ini sudah menjadi salah satu referensi utama dan terpercaya di bidang penulisan. Banyak penerbit yang kini rajin menelepon saya da bertanya, “Bisakah PenulisLepas.com membantu kami mencari naskah untuk diterbitkan?” Bahkan ketika saya menjual buku atau mengadakan pelatihan penulisan lewat PenulisLepas.com, ada begitu banyak orang yang tertarik untuk bergabung. Kenapa? Karena PenulisLepas.com sudah memiliki otoritas tersendiri di bidang penulisan.

Alhamdulillah, saya merasa bersyukur atas kondisi ini. Tapi ingatlah, semua ini tidak serta merta saya capai dalam waktu singkat. Saya membangun situs PenulisLepas.com sejak tahun 2001 , dan kesuksesan seperti di atas baru mulai saya rasakan sekitar lima tahun kemudian. Semua kesuksesan tentu butuh proses dan kerja keras, bukan?

Keenam, bangunlah sistem layanan konsumen yang baik. Sayangnya, saya tak terlalu “berani” untuk menjelaskan hal ini secara lebih detil, karena saya sendiri masih punya banyak kekurangan dalam hal ini. Yang jelas, inti dari poin ini sama seperti divisi customer care atau public relations pada perusahaan-perusahaan besar.

Sejujurnya, saya belum menerapkan semua hal yang disampaikan di atas. Karena itu, saya juga masih terus belajar untuk menjadi seorang internet marketer yang lebih baik.

Satu pesan Pak Nukman yang membuat saya kagum dan Insya Allah akan terus saya ingat, “Penghasilan dari website Anda berjumlah besar atau kecil, itu tidak penting. Yang penting, website Anda bermanfat bagi banyak orang.”

Memang, dua “kesalahan utama” para internet marketer pemula adalah ingin cepat berhasil dan mengelola website hanya demi mengejar uang. Pesan dari Blog Tempo Interaktif berikut ini - saya kira - perlu kita camkan bersama:


….hindarilah semangat nge-blog semata-mata demi uang. Boleh saja sampean mencari peluang mendapatkan uang tambahan atau menjual/memasarkan barang lewat blog–seperti yang dilakukan banyak orang dewasa ini. Sebab, bagi mereka yang cukup lama berlayar di samudra maya ini, memang banyak peluang untuk memperoleh uang dengan gampang.

Namun, peluang itu tak bakal sampean peroleh dengan ongkang-ongkang kaki alias tanpa melakukan apa pun. Sebelumnya, Anda harus bekerja giat, tekun, dan konsisten lebih dulu, terutama pada masa-masa awal nge-blog, biasanya pekan-pekan pertama. Jika tidak, blog Anda hanya akan seperti kuburan.

Berhentilah membuat posting tentang misalnya mesothelioma atau kata kunci apa pun yang bernilai di Google Adsense. Mulailah menulis sesuatu yang benar-benar sampean sukai. Nge-blog-lah dengan passion….



Uraian di atas, dikutip dari blognya Jonru. Hasil dari diskusinya pada Break Session Pesta Blogger 2007 tanggal 27 Oktober lalu, dengan pak Nukman Luthfie dan Boy Avianto yang membawakan topik Online Marketing and Sales . Pada kesempatan itu, saya merasa bersyukur karena bisa mendengar langsung penjelasan Pak Nukman tentang “dasar-dasar internet marketing”.

No comments: