Mungkin kali ini saya menuliskan sesuatu yang agak berbau SARA. Tidak ada maksud menyerang sesuatu. Yang ada hanyalah sekedar ungkapan hati.
Minggu Malam, 24 Desember 2006, sekitar pukul 21.00 WIB. Seperti biasa, saya sedang menjemput istri saya dari rumah sakit tempatnya bekerja. Rute dari rumah memang tidak terlalu panjang. Sehingga kondisi di jalanan sudah sangat saya pahami betul. Termasuk tingkat kemacetan jalan-jalan tersebut.
Bahkan sebelum berangkat dalam hati sudah ada prediksi, pasti akan ada beberapa titik yang saya lalui mengalami kemacetan karena memang sedang ada pelaksanaan Misa Natal di gereja-gereja.
Pada perjalanan pulang, ternyata memang betul apa yang saya prediksi. Area Kristus Raja macet sekali. Sehingga arus kendaraan dialihkan ke arah Jl. Ambengan. Saya pun terpaksa harus mengikuti pengalihan arus tersebut. Wajar memang. Namanya juga malam hari raya. Lha wong setiap Minggu saja sudah seringkali macet.
Hal yang sebaliknya terjadi di sepanjang Jl. Kertajaya. Untuk ukuran jam 9 malam di Minggu malam, kondisi jalan saya anggap terlalu sepi dari biasanya. Yang ada hanyalah beberapa mobil dan motor-motor yang dapat dipacu lebih kencang karena jalanan terasa lebih lapang. Hal inilah yang agak mengusik hati saya. Pada kemana sih semua orang yang biasa lalu lalang ? Mungkin sedang menghadiri Misa malam Natal barangkali. Tapi bukankah hanya yang beragama Kristen/Katolik saja yang merayakan Natal. Lalu kemana mereka-mereka yang tidak beragama Kristen/Katolik ?
Apa selama ini yang biasa memenuhi jalan Kertajaya dengan mobil-mobilnya adalah orang Kristen/Katolik ?
Minggu Malam, 24 Desember 2006, sekitar pukul 21.00 WIB. Seperti biasa, saya sedang menjemput istri saya dari rumah sakit tempatnya bekerja. Rute dari rumah memang tidak terlalu panjang. Sehingga kondisi di jalanan sudah sangat saya pahami betul. Termasuk tingkat kemacetan jalan-jalan tersebut.
Bahkan sebelum berangkat dalam hati sudah ada prediksi, pasti akan ada beberapa titik yang saya lalui mengalami kemacetan karena memang sedang ada pelaksanaan Misa Natal di gereja-gereja.
Pada perjalanan pulang, ternyata memang betul apa yang saya prediksi. Area Kristus Raja macet sekali. Sehingga arus kendaraan dialihkan ke arah Jl. Ambengan. Saya pun terpaksa harus mengikuti pengalihan arus tersebut. Wajar memang. Namanya juga malam hari raya. Lha wong setiap Minggu saja sudah seringkali macet.
Hal yang sebaliknya terjadi di sepanjang Jl. Kertajaya. Untuk ukuran jam 9 malam di Minggu malam, kondisi jalan saya anggap terlalu sepi dari biasanya. Yang ada hanyalah beberapa mobil dan motor-motor yang dapat dipacu lebih kencang karena jalanan terasa lebih lapang. Hal inilah yang agak mengusik hati saya. Pada kemana sih semua orang yang biasa lalu lalang ? Mungkin sedang menghadiri Misa malam Natal barangkali. Tapi bukankah hanya yang beragama Kristen/Katolik saja yang merayakan Natal. Lalu kemana mereka-mereka yang tidak beragama Kristen/Katolik ?
Apa selama ini yang biasa memenuhi jalan Kertajaya dengan mobil-mobilnya adalah orang Kristen/Katolik ?
1 comment:
bukan gitu... sekitar 2 tahun or 3 tahun yang lalu kan ada bom di gereja Katedral Jakarta, kalau ga salah ingat Natal juga.. nah, kepolisian RI takut terjadi lagi, kita pun yang bukan agama Nasrani juga takut, tiba-tiba ada bom. jadi kalau ga perlu banget keluar rumah, ga usah keluar. Kepolisian RI di surat kabar baik yang online maupun offline bahwa Noordin Top yang paling top sejagad mau beraksi di malam Natal .. dicurigai dan Polisi mengharapkan masyarakat waspada. Nah salah satu tindakan waspada itu ga keluar rumah, ga keliaran. Kalau Nasrani ya.. mungkin pasrah saja... kali ni yee.
Post a Comment